Gara-Gara Uang Rp500 Ribu, Nyawa Kakak Ipar Dihabisi

Kamis, 27 Juli 2017 – 13:41 WIB
Ilustrasi. Foto: dokumen JPNN

jpnn.com, BANDARLAMPUNG - Sakit hati menjadi alasan Joko Suwarno, 36, warga Jalan Mataair, Kelurahan Pinangjaya, Kemiling, Bandarlampung, menghabisi nyawa Bejo, kakak iparnya.

Pasalnya, dia pernah dijanjikan uang Rp500 ribu, namun tidak kunjung diterima.

BACA JUGA: Pembacokan Sadis di Gunungsitoli, Astaga... Tak Kuat Lihatnya

Proses pembunuhan tersebut digambarkan dalam reka ulang yang dilaksanakan Polsekta Tanjungkarang Barat (TkB) kemarin (26/7). Ada 17 adegan yang diperagakan tersangka.

Kanitreskrim Polsekta TkB Aiptu Rahmat mengatakan, reka ulang diawali dengan kedatangan Joko ke rumah kakak iparnya yang terletak tidak jauh dari kediamannya. Dia kemudian mematikan saklar listrik

BACA JUGA: Si Cantik Istri Warga Jepang Dibunuh Satpam Perumahan, Begini Kronologisnya

”Pada adegan 1-3, tersangka mengambil kayu, masuk ke rumah dan mematikan saklar listrik,” kata Rahmat.

Selanjutnya Joko menuju ke kamar Bejo. Ketika dipergoki, pemuda yang bekerja sebagai buruh itu memukul leher, mulut dan hidup kakak iparnya menggunakan balok.

BACA JUGA: Mayat Pria Mengapung di Sungai Deli, Ternyata Sebelumnya Sempat Diuber Polisi

Ini digambarkan pada adegan 8-10. Adegan terakhir, Joko keluar melalui pintu masuk dan membuang kayu di belakang rumah Bejo.

Sementara Harto Agung mengungkapkan, berdasar hasil pemeriksaan, pembunuhan tersebut dipicu dendam. Dimana, Bejo mengajak Joko bekerja sebagai buruh bangunan dan dijanjikan uang Rp500 ribu.

”Selain alasan tersebut, kejadian itu juga dipicu sikap Bejo. Sehingga Joko yang awalnya tinggal serumah dengan Bejo, memutuskan untuk pindah,” ujarnya.

Lebih lanjut Harto mengungkapkan, Joko akan dijerat dengan pasal 338 tentang pembunuhan dan/atau pasal 365 ayat 3 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan yang menyebakan kematian.

Diketahui, Bejo dihabisi Kamis malam (15/6). Peristiwa itu diketahui Bara Kuku Guna Wardana (12), anaknya. Namun kondisi rumah yang gelap menyebabkan ia tidak bisa mengenali pelaku.

Peristiwa itu diketahui saat istrinya pulang dari masjid sekitar pukul 00.30 WIB. Saat itu, listrik di rumah tersebut padam lantaran termis turun, Ketika lampu kembali dihidupkan, terdengar teriakan Ritawati.

Bejo tergeletak di ruang tengah dan berdarah. Dia kemudian di bawa ke rumah sakit. Namun nyawanya tidak tertolong.

Sementara, sepuluh hari menghilang, Yoyon Sapto (35), warga Jalan Tirtayasa, Gang Tunas Kelapa II, Kecamatan Campangjaya, Sukabumi ditemukan tidak bernyawa, sekitar pukul 18.30 WIB, Selasa (25/7).

Mayatnya tergantung di sebuah pohon dalam kondisi sudah mengering di wilayah RT.05, LK. 1, Kelurahan Campangraya, Sukabumi.

Kapolsekta Sukarame Kompol M. Riza mengatakan, mayat Yoyon ditemukan di lereng bukit. Saat itu, ia mengenakan kaos putih dan celana jins hitam.

”Mayat korban ditemukan tergantung dan dalam kondisi sudah mengering. Diperkirakan sudah tewas lebih dari tiga hari,” kata Riza kemarin.

Dilanjutkan, berdasar keterangan keluarga Yoyon, dia meninggalkan rumah sejak Sabtu (15/7). Tali yang digunakan untuk gantung diri merupakan milik ayahnya yang disimpan di rumah.(pip/c1/ais)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Suami Bunuh Istri Dihakimi Massa Hingga Tewas, Akhirnya…


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler