Gaungkan Revolusi Mental, Menko PMK: untuk Kemajuan Bangsa

Kamis, 23 September 2021 – 12:59 WIB
Menko PMK Muhadjir Effendy. Ilustrasi Foto: Arry Saputra/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Gaung Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) makin membumi, banyak diimplementasikan di kalangan masyarakat dengan mengubah pola pikir dan kerja yang lebih efektif serta mengeratkan kembali rasa gotong royong yang menjadi warisan leluhur.

Baru-baru ini, Lembaga Seni Budaya, dan Olahraga (LSBO) Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengadakan Silaturahmi Nasional Budayawan dan Seniman Muhammadiyah dengan tema “Budaya Gotong Royong Menguatkan Seni dan Budaya di Tengah-Tengah Masa Pandemi”.

BACA JUGA: Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Gelagat Aneh Suami Korban

Dihadiri para seniman dan budayawan Muhammadiyah se-Tanah Air ini merupakan implementasi dari kesepakatan yang dilakukan Muhammadiyah dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK).

Diketahui, Kemenko PMK merupakan poros penggerak GNRM yang dicanangkan pemerintah.

BACA JUGA: Rizal Dibegal, Dibacok, Terjatuh, Dihantam Lagi, 1 Pelaku Wanita

Ketua panitia Kusen menyampaikan kegiatan ini merupakan ajang pertemuan para Seniman dan Budayawan Muhammadiyah di masa pandemi Covid-19 agar makin bersinergi dan bertukar pikiran untuk memajukan bangsa.

"Dengan bergotong royong, kita sama-sama membangun bangsa ini ke arah yang lebih baik," tutur dia.

BACA JUGA: Menko Muhadjir Temui Syafii Maarif di Yogyakarta, Bahas Apa?

Di tempat yang sama, Ketua LSBO PP Muhammadiyah Sukriyanto AR yang ingin menjadikan budaya sebagai sarana dakwah untuk membangun bangsa dan menyebarkan nilai-nilai revolusi mental seperti kejujuran dan gotong royong.

Koordinator Tim Kerja PP Muhammadiyah Faozan Amar berharap dengan kegiatan ini Seniman Muhammadiyah dapat menggerakan masyarakar di sekitarnya untuk peduli pada sesama.

“Budaya gotong royong, terutama sesama seniman yang terdampak pandemi sangat penting dilakukan,” harapnya.

Tak cukup sampai di situ, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heru Permadi juga mendorong seniman dan budayawan agar dapat memanfaatkan secara optimal teknologi digital.

“YouTube misalnya, dapat menjadi sarana ekspresi, eksistensi, dan kolaborasi di masa pandemi ini,” ucapnya.

Mewakili Kemenko PMK, Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental Didik Suhardi menjelaskan, melalui gerakan seni budaya yang dilakukan LSBO PP Muhammadiyah dapat memunculkan perubahan perilaku positif sehingga dapat dijadikan sebagai acuan bagi masyarakat secara luas.

"Jangan berhenti di sini, harus belanjut ke moral action," jelas dia.

Terpisah, Menko PMK Muhadjir Effendy mengingatkan mahasiswa dan kalangan perguruan tinggi untuk memahami GNRM.

“Gerakan revolusi mental digaungkan kembali untuk kemajuan bangsa. Tantangan yang kita hadapi saat ini mulai dari usaha pemberantasan korupsi, krisis integritas, membangun iklim demokrasi yang baik, mewujudkan pemerintahan bersih hingga menekan angka kemiskinan,” tegas Muhadjir saat telekonferensi bersama mahasiswa dan rektorat Universitas Ivet Semarang.

Muhadjir menyemangati mahasiswa supaya ke depan bersedia membuat perubahan dan lompatan besar untuk membangun negeri ini.

Revolusi mental kali pertama digelorakan oleh Presiden Soekarno ketika bangsa ini selepas dari cengkeram penjajah ternyata masih dipengaruhi sikap dan mental kolonialisme. (rhs/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler