jpnn.com, PONTIANAK - Acara Pekan Gawai Dayak yang ke-32 secara resmi dibuka Gubenur Kalimantan Barat Cornelis di di Rumah Radakng, Pontianak, kemarin (20/5).
Tidak hanya dihadiri masyarakat Kalbar dari berbagai kabupaten, acara budaya ini juga menarik minat warga dari daerah luar Kalbar untuk datang.
BACA JUGA: Foto Bentrok Melayu vs Dayak, Mabes Polri: Itu Hoaks
Ketika panas mulai menyengat Kota Pontianak, pawai kemudian dimulai. Peserta pawai yang berjumlah ribuan orang mengikuti karnaval.
Mereka mengenakan pakaian adat Dayak, menggunakan mobil kontingen masing-masing daerah yang dimulai dari Rumah Radakng.
BACA JUGA: Sempat Mencekam, Mayjen Andika Perkasa Turun dari Kendaraan
Ketua Panitia Pekan Gawai Dayak ke-32, Kartius, mengatakan Gawai Dayak tahun ini sangat spektakuler. Pasalnya, acara dihadiri tamu dari Kalteng, Malaysia, Taiwan, Australia, hingga Polandia.
“Bahkan ada dari suku Indian di Amerika sana, tadi yang disuruh nyanyi mengisi acara ini. Tahun ini luar biasa, bahkan tiga hotel di Pontianak ini penuh,” katanya saat ditemui di Rumah Radakng.
BACA JUGA: Aksi Bela Ulama, Ini Dua Tuntutan yang Disampaikan
Kartius mengungkapkan sendiri jika gawai tahun lebih ramai dari gawai-gawai sebelumnya. “Secara umum Pekan Gawai Dayak ini luar biasa, dan dukungan masyarakat lain pun luar biasa. Yang buka stan dan ikut kuliner itu tidak hanya dari etnis Dayak, tetapi dari etnis Melayu, dan Tionghoa juga ada. Artinya gawai ini beragam, gawai ini bukan hanya untuk etnis dayak tapi semua etnis bisa,” ungkapnya.
Pengunjung Pekan Gawai ini diperkirakan sekitar 5 ribu orang sampai 10 ribu orang per hari. Berdasarkan survei dari tahun-tahun sebelumnya, Kartius mengungkapkan juga tidak jauh berbeda.
Menurutnya, walaupun pada saat pembukaan tidak begitu ramai, tetapi saat hari-hari lainnya begitu ramai dan membeludak.
Pasalnya, dia menambahkan, hampir setiap hari ada permaianan tradisional maupun modern, ada lomba sumpit, lomba pangkak gasing, lomba terompah, lomba melukis, lomba mencipta lagu, dan lomba lainnya.
Kebudayaan saat ini memang menjadi daya tarik bagi para wisatawan. Dalam Pekan Gawai Dayak ini, terdapat banyak kebudayaan yang ditampilkan.
Bahkan hasil kesenian dan kerajinan budaya Dayak pun di pamerkan di stan-stan yang ada di Rumah Radakng.
“Pariwisata tanpa kebudayaan tidak terlalu diminati. Orang luar negeri tertarik datang ke sini, dia harus berbaur kebudayaan, baru dia bisa berkujung. Banyak pertunjukan seni budaya membuat orang berminat datang ke gawai, karena pun Gawai Dayak ini merupakan bagian dari budaya Dayak,” tutur Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kalbar tersebut.
Wisatawan dari Sarawak Malaysia, Chrisnan Sing mengungkapkan, dirinya sengaja datang ke acara ini untuk merayakan Hari Gawai Dayak di Kalimantan.
“Saya paling senang datang, banyak budaya, keunikan budaya Kalimantan-nya banyak,” katanya saat ditemui memilih-milih pernak-pernik di stan.
Sing mengaku baru kali ini datang ke Kota Pontianak. Kedatangannya bersama rombongannya dari Sarawak.
“Saya akan kembali lagi untuk tahun depan, bagus sekali karena banyak budaya. Semangat orang Indonesia pun luar biasa,” akunya.
Tidak hanya Sing, wisatawan asal Mere Malaysia, George pun mengungkapkan hal yang sama. Ia senang datang ke Kota Pontianak dan mau datang ke sini untuk melihat banyak sekali hasil kesenian dan kerajinan budaya dayak yang dipamerkan. “Yang menarik karena banyak stan yang menjual banyak oleh-oleh hasil kesenian,” katanya.
George mengaku baru kali ini datang ke Kota Pontianak. Dia berharap di tahun berikutnya dapat datang kembali untuk melihat gawai dan berharap di tahun berikutnya terdapat banyak lagi persembahan yang lebih ekstrem lagi.
Wisatawan lainnya, Andrew Yan, dari Kuching, Malaysia, mengatakan datang ke Kota Pontianak untuk melihat Gawai Dayak di Bumi Khatulistiwa ini.
Menurutnya gawai ini berbeda dari gawai di Kuching atau pun di Sarawak. “Perbedaanya etnis Dayak di sini bersatu padu dan berkerja sama membuat gawai,” katanya.
Andrew mengaku sangat kagum dengan Gawai Dayak ini, karena etnis Dayak di sini dapat membuat Rumah Radakng yang besar ini. Ia mengaku ini menjadi kunjungan kali keduanya ke Kalbar.
Kali pertama ia pernah hadir di Ngabang, Kabupaten Landak, untuk menghadiri kegiatan serupa. “Saya mungkin akan datang lagi bawa orang lebih banyak lagi supaya bisa liat etnis dayak disini berkerjasama untuk menggelar gawai,” katanya.
Andrew menilai hasil kesenian etnis Dayak juga unik. Barang-barangnya, menurut dia, banyak yang bagus.
“Seperti pakaian adat Dayak ini perlu diadakan supaya kita tidak menghilangkan identitas karena di zaman yang akan datang kita akan tahu identitas etnis Dayak itu, seperti apa,” ujarnya. (Gef)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Aksi Bela Ulama Bareng Pawai Gawai Dayak, Alhamdulillah...
Redaktur & Reporter : Soetomo