jpnn.com - MOSUL - Kelompok radikal ISIS belum menyerah, meski gelombang serangan koalisi Barat dan pasukan yang didukung koalisi terus menggempur basis-basis penting ISIS di Irak maupun Syria.
Parahnya, setelah banyak kehilangan pasukan, pimpinan ISIS memutuskan untuk meningkatkan merekrut anak-anak.
BACA JUGA: Tegang! Mahasiswa AS Dihukum 15 Tahun di Korea Utara
Seorang sumber Ara News di Mosul, Selasa (15/3) kemarin mengungkap, beberapa bulan terakhir ini internal ISIS sedang kerepotan. Selain dipukul serangan koalisi, mereka juga harus menghadapi banyaknya militan yang desersi alias ingin lari dan keluar dari ISIS.
"ISIS sedang tertekan, terutama setelah bayak sumber daya keuangan mereka diserang," kata seorang aktivis lokal di Mosul, Mohammed Dujana.
BACA JUGA: Alhamdulillah..Ada Kabar Bagus dari WHO soal Rokok
ISIS pun melakukan semua cara untuk mengantisipasi konflik internal maupun serangan dari luar. "ISIS memaksa puluhan anak-anak bergabung di kamp pelatihan mereka di Mosul," ujar Dujana.
Kondisi itu juga dibenarkan seorang pejabat Amerika Serikat. Mereka sudah mengetahui, saat ini ISIS mencoba mengandalkan tentara anak, setelah banyak anggota militan dewasa mereka membelot.
BACA JUGA: Membunuh 77 Orang, Masuk Ruang Sidang dengan Salam Nazi
"Semakin banyak pejuang meninggalkan jajaran ISIS, mendorong kelompok ini untuk lebih mengandalkan tentara anak, atau apa yang mereka sebut Cubes Khilafah," kata juru bicara Departemen Luar Negeri John Kirby.
Cubs Khilafah ini adalah unit tentara anak yang berperang di jajaran ISIS, yang memiliki cabang di setiap kota dikuasai oleh kelompok ISIS. "Awalnya, ISIS akan memanfaatkan anak-anak untuk informasi intelijen, kemudian menggunakan mereka untuk melakukan serangan bunuh diri," kata Kirby.
Dalam sebuah laporan menyebutkan. ISIS telah merekrut sedikitnya 400 anak-anak di Syria dalam tiga bulan pertama tahun 2015. Mereka diberikan pelatihan militer dan indoktrinasi garis keras di bawah bendera Cubs Khilafah. (adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Google Peringati Hari Lahir Caroline Herschel
Redaktur : Tim Redaksi