jpnn.com, MANADO - Gebyar Hardiknas (Hari Pendidikan Nasional) 2019 di Sulut membuat Sekretaris Jenderal Kemendikbud Didik Suhardi terpukau. Pasalnya, Gebyar Hardiknas ini sarat dengan atraksi budaya yang ditampilkan anak-anak PAUD dan Sekolah Luar Biasa (SLB).
Mulai dari tarian Kabasaran, Katrili, Maumere, hingga penampilan anak-anak autis. Didik yang menjadi tamu kehormatan sampai terharu melihat anak-anak tuna rungu menari Katrili. Katrili adalah tarian perpaduan budaya Minahasa dan Portugis. Tarian ini disajikan saat menjemput tamu.
BACA JUGA: Wagub Sulut Merasa Kesulitan Atur Pemkab / Kota soal Pendidikan
"Luar biasa, mereka bisa mengikuti irama padahal tidak bisa mendengar sempurna. Yang hebat guru-gurunya bisa mengajarkan anak-anak berkebutuhan khusus menari, menyanyi, dan main musik," ucap Didik yang ikut bergoyang Gemu Fa Mi re bersama anak-anak SLB dalam Gebyar Hardiknas di Manado, Kamis (25/4).
BACA JUGA: Wagub Sulut Merasa Kesulitan Atur Pemkab / Kota soal Pendidikan
BACA JUGA: Hardiknas 2019, 12 Instansi Pusat Ramaikan Turnamen Bulutangkis Beregu
Gebyar Hardiknas yang dibesut Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sulut ini memang berbeda dengan sebelumnya. Tahun ini, yang ditonjolkan adalah anak-anak PAUD dan berkebutuhan khusus.
Kepala LPMP Sulut Florens ST Panungkelan SE MPd mengatakan antusias siswa untuk mengikuti kegiatan Gebyar Hardiknas tahun ini terlihat pada semangat mereka mengikuti acara pembukaan. Khususnya anak-anak SD dan SLB.
BACA JUGA: 25 Siswa Pingsan di Upacara Hardiknas
"Gebyar Hardiknas 25 sampai 29 April ini mudah-mudahan bisa menggali potensi siswa. Tidak hanya yang normal tapi juga berkebutuhan khusus," harapnya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Daerah Sulut Grace Punuh mengatakan, kegiatan ini menjadi momentum tepat bagi tercapainya sinergitas tiga komponen utama dalam mencetak generasi masa depan bangsa yang berkarakter.
"Tema Menguatkan Pendidikan, Memajukan Kebudayaan bisa menjadi inspirasi bagi semua pemangku kepentingan dan bidang pendidikan untuk segera mengantisipasi telminan dan cebiran negatif dengan menguatkan pondasi pokok Indonesia lewat pengembangan kualitas sumber daya manusia pendidikan dan kebudayaan untuk generasi emas 2045," pungkasnya.(esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... FPPP: Masih Banyak Persoalan di Sektor Pendidikan
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad