Gedung Putih: Rusia Hanya Punya Dua Pilihan

Minggu, 18 Maret 2018 – 17:07 WIB
White House. Foto: Karen Bleier/AFP

jpnn.com, WASHINGTON - Setelah Inggris, kini giliran Amerika Serikat (AS) yang akan menerima balasan dari Rusia.

Rabu (14/3) Washington menjatuhkan sanksi terhadap 19 individu dan 5 perusahaan Rusia setelah FBI mengantongi bukti keterlibatan Moskow dalam pemilihan presiden (pilpres) 2016.

BACA JUGA: Wakil Direktur FBI Dipecat, Trump Bersorak di Twitter

Lewat media sosial, Rusia memecah suara rakyat dan merancang kemenangan Donald Trump.

Seperti saat menerima sanksi Inggris, Rusia pun berang ketika mendengar keputusan AS. Reaksi pertama Moskow adalah balas dendam.

BACA JUGA: FBI Makin Dekat Mengungkap Kolusi Trump-Rusia

Rabu lalu Rusia menegaskan bahwa pihaknya akan membalas AS dengan setimpal. ”Kami selalu menggunakan prinsip kesetaraan,” terang Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Ryabkov. Tapi, semuanya terserah kepada Presiden Vladimir Putin.

Tentang rencana Rusia untuk ikut-ikutan mem-blacklist sejumlah individu dan perusahaan AS sebagai aksi balasan, Gedung Putih menanggapinya dengan santai.

BACA JUGA: Pengacara Trump Gugat Bintang Bokep Rp 275 M

Jubir Gedung Putih Sarah Sanders mengatakan, balasan Rusia hanya akan merugikan mereka sendiri.

Apalagi jika balasan itu sama dengan yang dilakukan Rusia terhadap Inggris. Yakni, mengusir diplomat dengan jumlah sama persis.

Apabila Rusia lantas menjatuhkan sanksi terhadap 19 individu dan 5 perusahaan AS, seperti yang dilakukan Washington, Sanders yakin Negeri Paman Sam tidak akan terlalu terpengaruh.

”Semuanya bergantung Rusia sendiri. Mereka tinggal pilih, jadi antagonis atau protagonis. Jadi teman atau jadi musuh kami,” ungkapnya sebagaimana dilansir CNN kemarin, Sabtu (17/3). Jika memusuhi AS, Rusia akan kian terkucil.

Seperti Inggris, jika nanti Rusia menjatuhkan sanksi terhadap AS, Washington pun akan menindaklanjutinya dengan langkah diplomatik.

Tapi, jalur hukum yang kini ditempuh FBI dan Departemen Kehakiman untuk membuktikan keterlibatan Rusia dalam pilpres AS pun akan jalan terus.

Robert Mueller, jaksa khusus sekaligus penasihat FBI dalam skandal AS-Rusia, mengatakan telah mengantongi bukti. (hep/c11/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tuntut Pembatasan Senpi, Siswa di Amerika Mogok Massal


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler