Tuntut Pembatasan Senpi, Siswa di Amerika Mogok Massal

Jumat, 16 Maret 2018 – 23:41 WIB
Demonstrasi pelajat menuntut pengetatan aturan kepemilikan senjata api di Amerika Serikat. Foto: LORIE SHAULL/CREATIVE COMMONS

jpnn.com - Ratusan siswa Granada Hills Charter High School, Los Angeles, Amerika Serikat (AS), berbaris membentuk huruf-huruf yang membentuk kata "Enough" di lapangan sekolah pada Rabu (14/3) lalu.

Mereka berusaha menekan para pembuat kebijakan untuk memperketat kepemilikan senjata api. Harapannya, kasus penembakan di sekolah bisa ditekan.

BACA JUGA: Diprediksi Berdiri 100 Tahun, Baru Enam Hari Sudah Roboh

Aksi mogok sekolah tersebut dilakukan di seluruh penjuru AS. Aksi itu dimulai serentak pukul 10.00 selama 17 menit.

Setiap menit mewakili seorang korban tewas dalam penembakan di Marjory Stoneman Douglas High School, Parklan, Florida, 14 Februari lalu.

BACA JUGA: Trump Bersih-Bersih Pejabat Kritis, Eropa Pusing

’’Ini bukan masalah kiri lawan kanan. Ini masalah keselamatan publik. Kami bekerja sama. Ini sesuatu yang sudah lama tidak kami lihat dilakukan oleh orang dewasa,’’ kata Cate Whitman, siswa LaGuardia High School, New York, seperti dilansir Reuters.

Tidak semua sekolah setuju dengan aksi tersebut. Beberapa sekolah bahkan mengancam memberikan hukuman kepada siswanya yang ikut dalam demonstrasi itu.

BACA JUGA: Palestina Tolak Mentah-Mentah Undangan Amerika

Tetapi, para siswa tidak peduli. Mereka tetap keluar kelas dan melakukan aksi tersebut. Sebagian lainnya turun ke jalan dan berkumpul di depan gedung dewan setempat.

Di lain sisi, tidak semua siswa mendukung aksi pembatasan senjata api. Ada sebagian kecil siswa yang juga turun ke jalan dengan tuntutan berbeda.

Yakni, dibebaskan memiliki senjata. Aksi tersebut baru pemanasan. Sepuluh hari ke depan, massa dalam skala besar, baik tua maupun muda, akan turun ke jalan menuntut hal serupa.

Di hari yang sama, House of Representative (DPR) AS menyetujui undang-undang tentang keamanan sekolah dan latihan pengamanan.

Pada 2019–2028 pemerintah akan mengucurkan USD 50 juta hingga USD 75 juta (Rp 687,6 miliar–Rp1,03 triliun) per tahun untuk membeli alat deteksi metal, kunci, dan alat-alat pengamanan sekolah lainnya. (sha/c20/pri)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ladeni Undangan Kim Jong-un, Trump Masuk Jebakan Korut


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler