Gegara Tanah Retak, Puluhan Warga di Tulungagung Terpaksa Mengungsi

Jumat, 14 Oktober 2022 – 03:55 WIB
Bupati Tulungagung melihat kondisi rumah warga yang retak dan ditinggal mengungsi oleh penghuninya di Desa Tanggunggunung, Tulungagung, Kamis (13/10/2022) (ANTARA/HO - Joko Purnomo)

jpnn.com, TULUNGAGUNG - Sebanyak 45 warga dari sembilan kepala keluarga (KK) yang rumahnya rusak parah akibat tanah bergerak di Kecamatan Tanggunggunung, Kabupaten Tulungagung mengungsi di kantor pemerintahan setempat.

Bupati Tulungagung Maryoto Birowo langsung turun tangan meninjau kondisi rumah-rumah warga yang rusak berat, sedang maupun ringan akibat bencana liquifaksi (tanah gerak).

BACA JUGA: Warga Tulungagung Waswas, Rumah Mereka Tiba-Tiba Retak

Dia mengatakan seluruh kebutuhan logistik dasar para pengungsi akan ditanggung pemerintah daerah.

“Kami siapkan dapur umum juga untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum warga selama di pengungsian,” ujar dia dikutip dari Antara, Kamis (13/10).

BACA JUGA: Puluhan Warga Mengungsi Pascabanjir Susulan di Desa Toure Sulteng

Warga yang mengungsi sebenarnya ada sebelas kepala keluarga. Namun dua KK lainnya memilih mengungsi di rumah kerabatnya.

Sementara puluhan KK lain, bertahan di rumah masing-masing kendati hunian mereka juga ikut retak.

BACA JUGA: Sempat Buron, Ari Kusumawati Menyerakan Diri ke Kejari Tulungagung

Bencana liquifaksi atau tanah gerak tersebut mulai terjadi pada Rabu (12/10) malam sekitar pukul 19.00 WIB. Warga yang terkejut segera berhamuran keluar.

Setelah itu, mereka menyadari gerakan tanah mirip gempa lokal itu telah menyebabkan puluhan bangunan warga di Desa Tanggunggunung dan Ngepoh, Kecamatan Tanggunggunung retak-retak.

Kendati tidak menimbulkan korban jiwa atau luka-luka, kerusakan yang ditimbulkan cukup masif.

Sebelas rumah bahkan rusak parah dan sebagian tembok roboh.

“Curah hujan yang belum diprediksi, sebabkan banjir, tanah longsor termasuk tanah retak,” kata Maryoto.

Menindaklanjuti kejadian itu, saat ini pemerintah daerah telah melakukan pendataan rumah warga yang terdampak.

Selain itu, pihaknya juga akan segera menerjunkan tim ahli untuk mengevaluasi struktur tanah serta aman/tidaknya daerah di sini untuk hunian.

Hasil evaluasi tim ahli ini sangat diperlukan pemerintah daerah sebelum mengambil keputusan, apakah kedua pemukiman di masih bisa dijadikan sebagai lokasi hunian atau tidak. Jika masih bisa mereka akan membantu proses renovasi rumah warga.

“Jika diperlukan akan dilakukan relokasi pada warga yang terdampak. Kalau memang rawan longsor, ya kami berpikir relokasi,” ungkapnya. (antara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Fenomena Tanah Bergerak, Sejumlah Warga Seram Bagian Barat Masih Mengungsi


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler