jpnn.com, JAKARTA - Guru honorer yang lulus passing grade PPPK tahap I akan menggelar aksi unjuk rasa bertepatan dengan Hari Guru Nasional pada 25 November.
Aksi unjuk rasa guru honorer yang tergabung dalam Forum Guru Honorer Negeri Lulus Passing Grade Seluruh Indonesia (FGHNLPSI) itu mendapat dukungan dari organisasi kemasyarakatan (ormas).
BACA JUGA: Getol Perjuangkan 1 Juta PPPK Guru & Tendik, Bu Nurul: Saya Gemas Melihat Mas Nadiem
Ketua FGHNLPSI Heti Kustrianingsih mengatakan bahwa Kesatuan Komando Pembela Merah Putih (KKPMP), merupakan salah satu ormas yang siap membantu aksi demo di depan Istana Negara.
"Presiden KKPMP Habib Hisyam Balwell mendukung aksi kami. Insyaallah Pak Lukman Bawazier selaku kepala Divisi Humas Mabes KKPMP akan ikut mendampingi kami," kata Heti kepada JPNN.com, Rabu (24/11).
BACA JUGA: Guru Honorer yang Lulus Passing Grade PPPK Siapkan Demo Jilid II, Pengin Ketemu Pak Jokowi
Walaupun didukung ormas, Heti mengeklaim aksi unjuk rasa di HGN tidak ada kaitannya dengan urusan politik.
Mereka meminta dukungan KKPMP agar aksinya terhindar dari tindakan anarkistis.
BACA JUGA: Irjen Lotharia Latif: Kalau tidak Bisa Mengikuti Aturan Polri, tak Usah jadi Polisi
“Kami para guru kalangan intelektual akan demo damai. Kami hanya menyuarakan aspirasi dan meminta kebijakan Presiden Jokowi agar mengangkat guru honorer negeri menjadi PPPK," ucapnya.
Menurut Heti, permintaan tersebut sangat wajar mengingat mereka sudah mengikuti tes PPPK guru tahap I.
Kemudian, mereka dinyatakan lulus passing grade.
Namun, karena regulasi kurang mendukung, akhirnya mereka tidak lulus formasi.
Heti mengingatkan pemerintah soal kuota satu juta guru PPPK.
Menurutnya, angka itu tidak akan terpenuhi bila pemerintah tidak konsisten.
Kalaupun mengangkat mereka menjadi PPPK, kata dia, masih akan kekurangan banyak guru.
Rencananya aksi unjuk rasa jilid II ini akan mendatangkan 500 massa.
Heti berharap aksi ini akan lebih mengentak dibandingkan pada 18 November yang hanya dihadiri delapan guru honorer.
Heti pun menyebutkan selain aksi di depan Istana Negara, ada juga unjuk rasa serentak di seluruh daerah tepat di HGN.
Guru honorer asal Kota Cilegon, Banten, ini menyadari akan ada pihak-pihak yang menggembosi guru-guru honorer agar tidak unjuk rasa.
Hal ini sudah dialaminya saat aksi 18 November.
"Kami tidak peduli mau digembosi atau dikecam lagi. Yang jelas semua prosedur sudah kami jalani. Surat ke Setneg, Mabes Polri, Polda Metro Jaya sudah diserahkan 22 November," pungkasnya. (esy/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur : Boy
Reporter : Mesya Mohamad