jpnn.com, JAKARTA - Lunturnya sikap tenggang rasa dalam kehidupan masyarakat Indonesia membuat Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW) prihatin.
Padahal, sikap saling menghargai dan menghormati merupakan modal penting untuk menjaga keutuhan bangsa.
BACA JUGA: Semoga Dzikir Kebangsaan di Istana Negara Membawa Maslahat bagi Indonesia
Karena itu, Ketua Umum Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW) KH Musthofa Aqil Siradj berharap zikir akbar bertajuk Dzikir Kabangsaan di Istana Negara, Selasa (1/8) bisa dijadikan momentum untuk mempersatukan bangsa.
Menurutnya, mencintai tanah air merupakan bagian dari ukhuwah wathaniyah (persaudaraan bangsa),
BACA JUGA: Akhiri Konflik di Masjid Al Aqsa Jangan Gunakan Cara Militer
"Kami berharap melalui acara Dzikir Kabangsaan nanti, rasa cinta tanah air kita makin kukuh dan tali persaudaraan kita makin erat," tutur pengasuh Pondok Pesantren Kempek Cirebon, Jawa Barat, Kamis (27/7).
Selain bagian dari ukhuwah wathaniyah, lanjut Kiai Musthofa, mencintai tanah air adalah bagian dari iman (hubbul wathon minal iman).
BACA JUGA: MDHW Bakal Gelar Istigasah dan Zikir di Istana Negara
Hal itu sebagaimana difatwakan Hadratusy Syaikh KH Hasyim Asy'ari.
Menurut KH Musthofa, mencintai negara sangat penting. Sebab, keamanan suatu negara dapat menguatkan rasa keimanan seseorang.
"Benar tidak, jika negara kita tenteram bisa menguatkan rasa keimanan? Bila negara aman dan damai pastinya dalam beribadah pun akan menjadi lebih tenang," kata adik Ketum PBNU KH Said Aqil Siradj itu.
Dia menambahkan, pentingnya tanah air juga dapat dilihat di zaman Rasulullah SAW.
Saat itu, Nabi Muhammad ingin memiliki tanah air (negara) sehingga harus hijrah dari Mekah ke Madinah.
"Kita bisa tengok sejarah Rasulullah SAW. Beliau saat itu hijrah dari Mekah ke Madinah dalam rangka ingin punya tanah air. Itu dilakukan agar dakwah Islam bisa berjalan lancar," terang KH Musthofa.
Sementara itu, Sekjen MDHW Hery Haryanto Azumi yang juga Ketua Pelaksana Dzikir Kebangsaan mengungkapkan, persiapan acara yang rencananya dihadiri dua ribu alim ulama serta tokoh nasional sudah hampir seratus persen.
Sebagian undangan peserta telah didistribusikan. Berbagai kelengkapan lainnya juga sudah selesai dikerjakan.
Menurut Hery, Dzikir Kebangsaan yang merupakan rangkaian acara dalam menyambut HUT ke-72 RI.
Dia berharap peserta memantapkan niatnya untuk mendoakan NKRI agar tetap damai.
"Alhamdulillah, hasil rapat kepanitiaan, persiapan sudah hampir seratus persen. Saat ini undangan sudah mulai didistribusikan. Ada sekitar dua ribu peserta dari berbagai elemen bangsa nanti yang hadir," terang Hery.
Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) periode 2005-2008 ini berharap, melalui Dzikir Kebangsaan, berbagai masalah kebangsaan menemukan solusi.
Menurut Hery, zikir bisa menjadi jalan mengatasi masalah kebangsaan.
"Zikir merupakan bahasa spiritual, di mana orang masuk ke dalam upaya meyelesaikan problem itu dari dalam dirinya sendiri. Itulah mengapa dalam konteks kehidupan bernegara, zikir menjadi penting,” jelas mantan ketua umum PMII Cabang Ciputat itu. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kiai Maruf Serukan Lawan Kelompok Radikal
Redaktur : Tim Redaksi