jpnn.com, KUWAIT CITY - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) kembali menggelar Indonesia Business Meeting (IBM) 2023 di kota Kuwait, Kuwait, pada Senin (2/10).
IBM merupakan bagian event tahunan Indonesian Labor Market (ILM) yang mempertemukan perusahaan atau End User (Employers) di Kuwait dengan beberapa Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) dari Indonesia.
BACA JUGA: Menaker Ida Fauziyah Tegaskan Pekerja Migran Indonesia Duta Bangsa, Begini Harapannya
IBM 2023 yang merupakan salah satu bentuk dari upaya perluasan kesempatan kerja di luar negeri, dihadiri oleh sebanyak 80 perusahaan Kuwait.
Khususnya perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan, retail, manufaktur, oil and gas, transportasi serta kesehatan, seperti Rumah Sakit dan Klinik, dan 17 P3MI.
BACA JUGA: Menaker Ida Ungkap Pentingnya Tingkatkan Keterwakilan Perempuan di Posisi Manajerial
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengungkapkan permintaan job tahun 2022, sekitar 3.441 lowongan pekerjaan dan sepanjang tahun 2023 terdapat 1.479 lowongan pekerjaan.
"Melalui kegiatan ini diharapkan semua peluang kerja yang tersedia di semua sektor di Kuwait dapat dipenuhi oleh Pekerja Migran Indonesia," ujar Ida Fauziyah melalui Siaran Pers Biro Humas Kemnaker, Senin (2/10).
BACA JUGA: Menaker Ida Fauziyah Temui Dubes RI untuk Kuwait, Bahas 2 Hal Penting Ini
Dia menjelaskan ada tiga tujuan digelarnya IBM 2023 di Kota Kuwait.
Pertama, untuk meningkatkan dan memperluas penempatan tenaga kerja lndonesia di semua sektor di Kuwait.
Caranya dengan secara langsung mempertemukan antara perusahaan/end users, agensi di Kuwait/(demand) dengan P3MI (supply) dalam satu pertemuan one on one meeting.
Kedua, untuk meningkatkan jejaring kerja sama antar-semua stakeholders yang terlibat dalam perekrutan, pelatihan, pengiriman dan penempatan serta pengawasan Pekerja Migran Indonesia (yaitu perusahaan/end user, agensi, P3MI, lembaga pelatihan dan sertifikasi, Pemda, BP2MI, Kemlu RI dan Kemnaker Rl).
"IBM juga sebagai ajang atau media promosi kualitas tenaga kerja lndonesia kepada perusahaan-perusahaan Kuwait," kata Ida.
Informasi yang diterima Kemnaker, peluang kerja di negara Kuwait sangatlah besar dan terbuka.
Sebab 68 persen populasi di Kuwait adalah expatriat atau pekerja migran yang berasal dari berbagai negara, seperti: India, Mesir, Filipina, Bangladesh dan Syria.
Sementara itu, untuk tenaga kerja Indonesia, berdasarkan data tahun 2023, tergolong masih sangat sedikit apabila dibandingkan dengan total pekerja asing yang ada di Kuwait, yaitu sekitar 6.164 orang dari total 2,9 juta pekerja asing di Kuwait.
Duta Besar RI untuk Kuwait, Lena Maryana mengatakan melihat peluang pasar kerja formal di Kuwait yang cukup besar ini, KBRI Kuwait melalui Fungsi Ketenagakerjaan-nya, melakukan berbagai upaya untuk mendorong, meningkatkan dan memperluas pasar kerja formal Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Kuwait.
"Antara lain kegiatan promosi dengan mencetak brosur dan buku, melakukan marketing secara door to door ke berbagai perusahaan di Kuwait, dan penyelenggaraan business meeting seperti yang dilakukan saat ini.”
Dalam rangkaian kegiatan IBM 2023, Menaker Ida juga menyaksikan bersama acara penandatanganan perjanjian kerja sama penempatan antara Perusahaan Mitra usaha dengan P3MI.
Dalam kesempatan sama, Sekjen Kemnaker Anwar Sanusi mengatakan IBM 2023 dirancang untuk mempertemukan antara P3MI dengan perusahaan-perusahaan di Kuwait yang menerima SDM dari Indonesia.
"Tadi ada 13 P3MI, dan 200 lebih perusahaan di Kuwait yang akan menampung SDM-SDM Indonesia untuk disebarkan di berbagai lapangan pekerjaan di Kuwait, " ujarnya.
Setelah menggelar Indonesian Healthcare Business Matching 2023 di Persatuan Emirat Arab dan IBM di Kuwait, serta penandatanganan perjanjian kerja sama penempatan antara perusahaan mitra dengan P3MI di Kuwait, Anwar berharap dapat segera direalisasikan pengiriman dan penempatan Pekerja Migran Indonesia. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menaker Ida Fauziyah Tinjau Desa Pagersari yang Jadi Pilot Project Desa Migran Produktif
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian