Gelar Kerajaan untuk Wako Makassar karena Bawa Sombere Mendunia

Kamis, 20 April 2017 – 01:54 WIB
Raja Gowa Andi Maddusila Sultan Alauddin II Karaeng Katangka menyerahkan Pantonro kepada Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto. Foto: Istimewa for JPNN

jpnn.com, MAKASSAR - Kepedulian dan kerja keras Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto mengangkat kebudayaan daerah berbuah penghargaan bergengsi.

Pria yang karib disapa Danny itu mendapat gelar Pantoro atau destar khas kerajaan Bugis-Makassar.

BACA JUGA: Prostitusi Online Kelas Atas Terbongkar, Mahaaalll....

Danny menerima penghargaan itu dalam acara Mappasili Lompoa di istana sekaligus kediaman almarhum Raja ke-32 Bone Paduka yang Mulia (PYM) Andi Mappanyukki Sultan Ibrahim di Jalan Kumala, Makassar, Selasa (18/4).

Mappasili Lompoa tahun ini memang digelar bersamaan peringatan 50 tahun wafatnya pahlawan nasional Andi Mappanyukki Sultan Ibrahim.

BACA JUGA: 2 Remaja Dibunuh, Ditemukan Sudah Jadi Tengkorak

Raja Gowa Andi Maddusila Sultan Alauddin II Karaeng Katangka menyerahkan dan memasang Pantonro di kepala Danny di depan sekitaar 50-an raja seluruh nusantara yang hadir dalam acara itu.

Salah satu yang membuat Danny mendapat gelar itu adalah kegigihannya memperkenalkan kata sombere hingga kancah internasional.

BACA JUGA: Pelajar Digerebek di Kamar, Nyaris Tanpa Busana

"Penganugerahan ini diberikan berkat jasa dan kepedulian beliau (Wali Kota Danny Pomanto) mengangkat salah satu kebudayaan kita ke internasional khususnya kata sombere,” ucap Andi Maddusila.

Sementara itu, Danny mengaku sangat bangga mendapatkan penghargaan prestisius itu.

Dia mengatakan, kebudayaan memiliki nilai sangat penting dalam kemajuan bangsa.

"Ibaratnya, negara atau kota adalah tubuh manusia. Maka, suatu bangsa atau kota adalah jasad atau wujud kasarnya. Sedangkan kebudayaan itulah rohnya," ucap Danny.

Berpegang prinsip itu, Danny selalu berusaha menyinergikan budaya sebagai warisan masa lalu dengan pemerintahan. Hal itulah yang membuatnya menemukan kata sombere.

"Saat saya memulai memimpin Makassar, saya agak bingung dari kata apa saya memulai. Maka di situlah saya mengenal satu warisan budaya begitu tinggi maknanya yakni kata sombere," imbuh Danny.

Menurut Danny, sombere adalah kata yang sangat susah dipadankan dengan bahasa apa pun.

Dalam bahasa Inggris, sombere menyerupai great hospitality, great humble, dan great brotherhood. Namun, kata dalam bahasa Inggris itu belum menyamai sombere.

Danny mengatakan, selain mengambil dari kearifan lokal, dirinya juga menukil Surah Al Fatihah.

Dalam surah itu terdapat kata kunci. Yakni, petunjuk jalan yang lurus ke depan dengan mengikuti orang-orang beriman sebelumnya yang bermakna sejarah masa lalu.

Dari kata kunci itu, Danny selalu memadukan pemerintahan dengan tetap berpedoman pada sejarah.

Tak mengherankan, hampir seluruh program pemerintahan di bawah kendalinya selalu dipadankan dengan istilah- istilah lokal.

Istilah-istilah tersebut akhirnya berhasil menggema hingga ke luar negeri. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Alhamdulillah, CPNS Jalur Khusus Sudah Terima NIP


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler