jpnn.com - JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhir-akhir ini menjadi sasaran kecaman dan kritik. Pasalnya, langkah dan kebijakan yang diambil Jokowi justru bertolak belakang dengan janji-janji kampanyenya di pemilu presiden lalu tentang konsep Nawa Cita atau 9 program utama dan Trisaksi.
Menurut pengamat politik dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Haryadi, konsep Nawa Cita dan Trisakti sejauh ini masih sebatas janji kampanye belaka. “Nawa Cita sebagai agenda pokok dan janji politik Jokowi saat kampanye pilpres dulu cenderung tak lagi terdengar. Presiden dan sebagian besar jajaran kabinetnya pun nyaris tak pernah lagi menyitir Nawa Cita,” ujar Haryadi, Selasa (7/4).
BACA JUGA: Luhut Anggap Akbar Faisal Hanya Mengarang Cerita
Menurutnya, Nawa Cita semestinya menjadi garis-garis besar haluan negara (GBHN). Dengan demikian, setiap kebijakan pemerintahan Jokowi berangkat dari Nawa Cita.
Karenanya Haryadi mengingatkan PDI Perjuangan sebagai partai yang membesarkan Jokowi untuk mengingatkan presiden yang sebelumnya pernah menjadi wali kota Solo dan gubernur DKI Jakarta itu. Tujuannya agar Jokowi bisa kembali konsisten dengan konsep Nawa Cita dan merealisasikan cita-cita Trisakti yang selama ini disuarakan PDIP.
BACA JUGA: Situs Diblokir, Pengelola tak Tahu Kesalahannya
Lantas bagaimana cara PDIP mengingatkan Jokowi agar kembali ke Nawa Cita dan Trisakti? Haryadi mengatakan bahwa kongres PDIP di Bali pada 9-11 April nanti merupakan momen tepat untuk mengingatkan Jokowi.
"Forum yang tepat untuk mengajak Presiden kembali ke jalan Nawa Cita adalah kongres partai di Bali. Nawa Cita jangan sampai hanya menjadi mantra pemikat,” pungkasnya.(rmo/jpnn)
BACA JUGA: Menteri Susi Akui Ada Oknum Terima Uang dari Benjina
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ratusan Warganya Gabung ISIS, Denmark Curhat ke NU
Redaktur : Tim Redaksi