Gelar Latihan Militer Bersama, Indonesia Lebih Dekat dengan AS atau Tiongkok?

Jumat, 06 Agustus 2021 – 14:47 WIB
Ilustrasi - Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana. Foto: Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana mengomentari latihan bersama Garuda Shield antara TNI Angkatan Darat dan Angkatan Darat Amerika Serikat (US Army).

Dia menyebut latihan bersama itu tidak mencederai kebijakan politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif.

BACA JUGA: Setuju Enggak Pemilihan DPRD Dipisah dari Pilpres, Pemilu DPR dan DPD?

"Bagi Indonesia yang menjalankan politik luar negeri bebas aktif tentu latihan bersama tidak dapat dimaknai seolah Indonesia lebih mendekat dengan Amerika Serikat dibanding negara lain, utamanya Tiongkok," ujar Hikmahanto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (6/8).

Hikmahanto mengakui AS dan Tiongkok belakangan ini memang terlibat persaingan untuk mendapatkan dominasi di berbagai belahan dunia, namun lebih intensif di Laut China Selatan.

BACA JUGA: Awas, Klaster Baru Pilkades Bisa Mengancam

Lebih lanjut dia menilai, Indonesia bagi AS dan Tiongkok menjadi negara kunci untuk diperebutkan karena nilai strategis dalam banyak aspek.

"Dalam posisi demikian Indonesia mendapat banyak tawaran yang datangnya dari kedua negara yang memperebutkannya, mulai dari utang luar negeri, pemberian vaksin gratis hingga latihan bersama antarmiliter," ucapnya.

BACA JUGA: Waspadai Ibu dan Anak Depresi Berat di Masa Pandemi, Data Menunjukkan Sampai 48 Persen!

Dengan tawaran ini diharapkan Indonesia lebih condong ke salah satu pihak, kata Hikmahanto.

"Bagi Indonesia tentu tawaran-tawaran yang diberikan tidak perlu ditolak, justru harus diterima dengan ketentuan tidak merugikan kepentingan nasional," katanya.

Hikmahanto mengatakan politik luar negeri bebas aktif harus dimaknai sebagai kebijakan Indonesia yang berteman dengan semua negara dan menerima berbagai tawaran dari negara manapun, sepanjang tidak mencederai kepentingan Indonesia.

"Politik luar negeri Indonesia harus mengabdi pada kepentingan nasional."

"Bahkan merupakan persepsi yang salah bila Garuda Shield dianggap mencederai politik luar negeri bebas aktif," katanya.

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa sebelumnya mengatakan tujuan utama dari latihan bersama agar prajurit AD yang terlibat dapat mengembangkan jejaring mereka dengan para prajurit AS, selain untuk menimba pengalaman dan pengetahuan teknik berperang.(Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler