Gelar Wisata Daur Ulang Sampah, UBL Gandeng 8 PTS

Kamis, 09 November 2017 – 18:12 WIB
Program Studi Arsitektur Universitas Budi Luhur (UBL) melaksanakan kegiatan wisata daur ulang sampah. Foto: UBL

jpnn.com, JAKARTA - Program Studi Arsitektur Universitas Budi Luhur (UBL) melaksanakan kegiatan wisata daur ulang sampah bagi dosen dan mahasiswa yang bekerja sama dengan delapan perguruan tinggi swasta (PTS) di Jakarta.

Prodi arsitektur UBL melaksanakan acara itu karena memiliki bank sampah dan galeri bank sampah sebagai percontohan.

BACA JUGA: Gelar Communication Days, BEM Fikom UBL Ajak Lawan Hoaks

Pengelola bank sampah Putri Suryandari hadir sebagai narasumber. Ada juga Ketua KSM Nyiur binaan UBL sekaligus pengelola galeri bank sampah Tutik Asmawi.

Putri mengatakan, pihaknya berharap kegaiatan itu bisa diterapkan di delapan PTS tersebut.

BACA JUGA: Kriminologi Fair Himakrim Universitas Budi Luhur Istimewa

“Dengan begitu, setiap kampus dapat berperan aktif dalam menyelesaikan permasalahan sampah di DKI Jakarta,” kata Putri, Kamis (9/11).

Sementara itu, Tutik meminta semua pihak mengolah sampah daun menjadi klaras.

BACA JUGA: Rektor UBL Minta Wisudawan Tingkatkan Kreativitas

“Sehingga memiliki manfaat bagi kita semua. Bahkan Jepang secara rutin membeli daur ulang sampah happa di Galeri Bank Sampah Universitas Budi Luhur,” ujarnya.

Setelah pembukaan yang dilakukan oleh Deputi Rektor Universitas Budi Luhur Wendi Usino,  para peserta diajak melakukan kunjungan ke bank sampah.

Mereka terlihat sangat antusias mempelajari sistem bank sampah yang juga beranggotakan masyarakat di sekitar kampus.

Setelah itu, peserta kegiatan diajak mengunjungi galeri bank sampah.

Peserta sangat terkejut melihat karya hasil daur ulang sampah yang diproduksi oleh lingkungan Universitas Budi Luhur.

Semua sampah menjadi barang yang bermanfaat dan memiliki nilai jual yang tinggi.

“Ini bukan saja membantu menyelesaikan masalah sampah, tapi dapat juga meningkatkan ekonomi,” kata Ketua Program Studi Arsitektur Universitas Budi Luhur Anggraeni Dyah.

Sesi terakhir adalah workshop membuat lukisan klaras dari daur ulang sampah daun.

Tutik mengajari seluruh peserta untuk mendaur ulang sampah daun menjadi daun kering yang disebut sebagai klaras atau happa.

Selanjutnya, daun kering tersebut dapat diberi warna sesuai kebutuhan.

Di sisi lain, Putri melanjutkan dengan memberikan contoh dan motivasi untuk menjadikan klaras menjadi lukisan.

Setiap peserta begitu antusias untuk menuangkan kreativitas masing-masing dalam lukisan klaras.

Delapan PTS itu juga sepakat menyelanggarakan pameran karya klaras pada seminar di UKI, 15 November 2017. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... UBL Dorong Mahasiswa Berani Magang di Luar Negeri


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler