jpnn.com, JAKARTA - Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia mengharapkan Pemilu Legislatif (Pileg) 2024 tetap menggunakan sistem proporsional terbuka dalam penentuan caleg terpilih.
Namun, Partai Gelora tetap siap jika ternyata Mahkamah Konstutusi (MK) memutuskan pemilu mendatang menggunakan sistem proporsional tertutup.
BACA JUGA: Generasi Kepemimpinan Berganti di Pemilu 2024, Anis Gelora Usung Ide Superpower Dunia
Menurut Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta, parpolnya tetap mendukung sistem proporsional terbuka. Walakin, wakil ketua DPR 2009-2014 itu menegaskan Gelora tetap harus menyiapkan skenario lain.
“Sebagai partai kami menyiapkan duanya-duanya, artinya baik untuk proposional terbuka atau tertutup," kata Anis Matta melalui keterangannya kepada media, Sabtu (10/6).
BACA JUGA: Nomor Urut Partai Gelora di Atas PKS, Anis Matta Ajak Kader Meniru Maroko
Oleh karena itu, Anis tidak terlalu menggubris pernyataan mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana soal bocoran info tentang MK bakal mengembalikan pemilu ke sistem tertutup.
"Bocoran dari Denny Indrayana itu bukan sebuah putusan. Kami tidak tahu itu apa karena tidak punya jangkauan untuk memengrahui keputusan itu," tuturnya.
BACA JUGA: MK Disarankan Menunda Putusan Jika Sistem Pemilu Diubah jadi Proporsional Tertutup
Lebih lanjut Anis menyodorkan analisisnya. Jika Pileg 2024 tetap menggunakan sistem proporsional terbuka, katanya, tingkat partisipasi individu di pesta demokrasi itu sangat tinggi.
Sebaliknya, jika pemilu dikembalikan ke sistem tertutup, kedaulatan partai akan lebih besar. Hal itu akan berdampak signifikan pada partisipasi individu di pemulu.
“Dalam proporsional sudah terbuka partisipasi individu pasti lebih tinggi, sedangkan dalam proporsional tertutup, kedaulatan partai lebih besar, tetapi partisipasi individubya lebih rendah," katanya.
Wakil Ketua Umum Gelora Fahri Hamzah juga mengharapkan Pileg 2024 menggunakan sistem proporsional terbuka.
Menurut Fahri, semestinya hak pilih rakyat dalam menentukan wakilnya di parlemen tidak disabotase oleh parpol.
"Jadi, wakil rakyat harus berkaca dan mengajak diri bahwa selama ini mereka terlalu melayani kehendak partai politik dan pengurusnya daripada mau melayani kepentingan rakyat yang memilihnya," tutur Fahri.(ast/jpnn.com)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Fahri Hamzah Sebut Sistem Proporsional Tertutup Membuat Kedaulatan Rakyat Hilang
Redaktur : Antoni
Reporter : Aristo Setiawan