Gemas soal Program Satu Data, Ganjar Punya Solusinya, Alumni Perguruan Tinggi Terpesona

Minggu, 17 September 2023 – 15:25 WIB
Bakal capres untuk Pilpres 2024 Ganjar Pranowo berbicara pada acara yang digelar Forum Alumni Perguruan Tinggi se-Indonesia di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Minggu (17/9). Foto: supplied

jpnn.com, JAKARTA - Bakal capres untuk Pilpres 2024 Ganjar Pranowo mengaku gemas dengan program Satu Data Indonesia atau SDI.

Program itu merupakan upaya mewujudkan tata kelola data yang dijadikan dasar pengambilan kebijakan di instansi pemerintah pusat maupun pemda.

BACA JUGA: Hitam Putih Ganjar, Bukti Kombinasi Integritas dan Autentisitas

Menurut Ganjar, program yang diluncurkan pemerintah pada Desember 2022 itu belum menunjukkan hasilnya.

Berbicara dalam acara yang digelar Forum Alumni Perguruan Tinggi se-Indonesia di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Minggu (17/9), Ganjar mengatakan data adalah kunci memajukan Indonesia.

BACA JUGA: Butet Sempat Salah Sangka soal Ganjar Pranowo, Akhirnya Tercerahkan dan Merasa Plong

"Saya itu gemas sekali, kok, enggak beres-beres, ya, ini," kata Ganjar di acara yang dihadiri ratusan akademisi tersebut.

Mantan gubernur Jawa Tengah (Jateng) itu menegaskan data yang bermasalah telah menyebabkan persoalan pada program jaring pengaman sosial.

BACA JUGA: Membongkar Pikiran Ganjar, Capres Tidak Perlu Pidato Menggebu Gebrak Meja

Ganjar lantas mencontohkan Program Keluarga Harapan (PKH) dan bantuan sosial (bansos) lainnya yang salah sasaran.

Contoh lainnya ialah banyak kalangan kaya menggunakan elpiji bersubsidi dalam tabung kemasan 3 kilogram yang semestinya untuk keluarga miskin.

"Ya (masalah terjadi) karena datanya tidak presisi, padahal saya kira dengan KTP saja bisa, kok, untuk mendata semua problem yang kita miliki," tuturnya.

Bakal capres dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hanura, dan Partai Perindo tersebut menyebut data yang baik menjadi kunci penting untuk mengatasi persoalan di berbagai sektor.

Menurut Ganjar, strategi untuk mengatasi persoalan akan bisa dilakukan secara tepat jika didasarkan data yang baik.

"Semuanya berbasis data. Kalau ini tidak terjadi, ya sulit," katanya.

Namun, Ganjar juga mengakui bahwa dirinya saat masih memimpin Jateng juga menjadi bagian dari program SDI.

Gubernur Jateng 2013-2018 dan 2018-2023 itu pun berbicara dengan banyak pihak untuk mencari tahu penyebab realisasi SDI tersendat-sendat.

Menurut Ganjar, informasi yang diterimanya menyebut program itu sulit terwujud karena adanya ego sektoral dari berbagai pihak. Oleh karena itu, harus ada tindakan tegas untuk menyelesaikan persoalan itu.

"Ya, harus tegas. Kalau sektor ini dan sektor itu tidak mau, ya, sudah tekan saja. Tunjuk mereka dan perintahkan harus selesai," katanya.

"Top leader harus ambil alih dan mesti selesai besok. Itu pasti bisa," ucapnya disambut aplaus ribuan hadirin.

Saat tepuk tangan belum mereda, tiba-tiba muncul teriakan dari audiens.

"Kalau Pak Ganjar (jadi presiden) pasti bisa (menyelesaikan SDI)," ujar salah satu peserta diskusi itu.

Ganjar pun langsung tersenyum, lalu melanjutkan bicaranya.

"Kalau bapak ibu membantu, pasti bisa," kata Ganjar kembali mengundang aplaus.

Paparan Ganjar di acara itu pun membuat audiens terpikat. Ketua Ikatan Alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (IKA ITS) Sutopo Kristanto meyakini Ganjar akan mampu membawa solusi bagi berbagai persoalan yang dihadapi Indonesia.

"Kami terpesona dengan ide dan gagasan Mas Ganjar. Kami yakin beliau mampu memimpin loncatan menuju Indonesia Emas," ucap Sutopo.

Menurut dia, Forum Alumni Perguruan Tinggi se-Indonesia pun sudah memiliki pilihan untuk Pilpres 2024.

"Kami akan mendukung sepenuhnya Mas Ganjar jadi presiden demi tercapainya kesejahteraan Indonesia," kata Sutopo.(jpnn.com)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?

BACA ARTIKEL LAINNYA... Top Of Mind Litbang Kompas: Elektabilitas Ganjar 34,1 Persen, Ungguli Prabowo dan Anies


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler