PADANG - Gempa berkekuatan 7,2 SR mengguncang Kota Padang, dan daerah pantai di Sumbar, Senin (25/10) malam sekitar pukul 2145 WIB
BACA JUGA: Cabuli Cewek 16 Tahun, Dituntut 8 Tahun
Guncangan yang cukup kuat ditambah peringatan ancaman tsunami dari BMKG, membuat mayoritas masyarakat di dekat pantai, menuju ke lokasi yang aman.Hanya beberapa menit setelah gempa, jalan utama menuju lokasi yang lebih aman (arah perbukitan) menjadi macet
BACA JUGA: Aktivis Migas Natuna Tuntut DBH Lebih Adil
Biasanya SPBU - SPBU di kawasan itu sudah tutup saat senja.Kepala BMKG Sumbar, Muhammad Taufik menyebutkan, setelah 7,2 SR tercatat dua kali gempa susulan, 5,5 SR dan 5,0 SR dengan titik yang hampir sama di perairan Barat Daya Pagai Selatan, Mentawai dengan kedalaman 10 km, dan berjarak 78 km dari pantai Padang.
"Gempa pertama tergolong sedang, berikutnya cenderung turun
BACA JUGA: Sembilan Bulan, 28 Pengidap AIDS di Batam Meninggal
Memang sempat ada peringatan tsunami, beberapa menit setelah itu pengumuman dicabutMasyarakat diharapkan tidak terlalu resah, justru dengan melepas energy seperti itu semakin kecil peluang terjadinya gempa yang lebih dahsyat," Taufik.Perihal gejala alam di pantai, khususnya di perairan dekat titik pusat gempa memang tidak terlihat pergerakan turunnya air lautIni kata Taufik, hasil deteksi perangkat alat yang dipasang dan laporan masyarakat sekitar pantai
Masyarakat Panik
Beberapa titik ruas utama di Kota Padang yang macet dari pantauan Padang Ekspres, Jalan Andalas, Jalan Indarung, Jalan Alai By Pass, Jalan Siteba, dan sejumlah jalan lainnyaBeberapa ruas jalan tersebut adalah jalan yang disiapkan untuk jalur evakuasiNamun, sempitnya ruas jalan dan tidak berfungsinya beberapa jembatan menyebabkan pergerakkan kendaraan sangat lamban.
Jalan Alai By Pass yang disiapkan untuk jalur evakuasi masih belum optimal, karena belum diperlebarJalan tersebut hanya dengan lebar yang diaspal sekitar empat meterJalan Andalas, ruas menuju Kampus Unand Limau Manis (Bukit Karamunting) belum optimal, karena satu jembatan evakuasi yang sudah pengerjaannya belum dioperasionalkan karena belum diaspalDemikian juga jalur Siteba, dan jalur evakuasi lainnya yang masih terbengkalai.
"Sudah pengalaman satu tahun yang lalu, saat gempa 7,9 SR, terjadinya kemacetan luar biasa saat gempaKini terulang lagi, saya tak paham kenapa pemerintah tidak cepat tanggap dan melakukan tindakan cepat membangun jalur evakuasi," ujar Yudi, pengendara yang terjebak kemacetan.
Dari Utara Padang, warga yang tinggal di daerah Lubuk Buaya, Tabing, Air Tawar, Ulak Karang sebagian besar memilih untuk mengungsi karena mendapat info gempa yang berpotensi tsunami ini.
Di jalan Paus, Ulak Karang hingga Lapai jalan Joni Anwar terjadi kemacetanWarga berlari kea rah Gunung Pangilun melalui Simpang Kandis. Kemacetan pan jang tak bisa dihindari, bahkan sempat terjadi kecelakaanSuara tangisopun mengiringi langkah warga yang dijalananPom bensin di Gunung Pangilun warga juga antri untuk membeli minyak
Bukan hanya warga Padang yang panik akibat gempa tersebutPantauan koresponden Padang Ekspres di beberapa daerah, warga di daerah pantai juga mengungsiAntara lain mentawai, Ketaping (lokasi Bandara Internasional Minangkabau), Ulakan, Kota Pariaman, pesisir Agam, Pesisir Selatan
Salahseorang warga Pariaman, Yohanes mengatakan, wajar saja masyarakat mengungsi karena adanya peringatan tsunami di media televisi, dan sirine early warning (sirine peringatan tsunami) yang dipasang di Pariaman berbunyi"Hampir semua warga mengungsi meninggalkan pantai, tetapi dua jam setelah peringatan dicabut, secara berangsur angsur masyarakat kembali ke ruamh," ujarnya.
Keresahan juga terjadi di sejumlah rumah sakit dan hotel-hotel di Kota PadangPengunjung Pangeran Beach Hotel yang hanya berjarak 20 meter dari bibir pantai Padang berhamburan ke luarPada saat itu baru saja selesai pemilihan Ketua DPW PAN SumbarKegiatan tersebut dibuka sehari sebelumnya oleh Ketua DPP PAN yang juga Menko Perekonomian Hatta Radjasa.
Di rumah sakit M Djamil, beberapa pasien terpaksa dibawa ke luar ruang perawatanGang-gang di rumah sakit yang masih terbengkalai akibat gempa satu tahun lalu penuh oleh pasien dan keluarga pasien
Antrean di SPBU
Sementara itu di SPBU sepanjang jalur yang dilewati untuk evakuasi, sebentar saja sudah dipenuhi antrean kendaraanBaik kendaraan bermotor sepeda dua mau pun roda empat.
Begitu juga di jalan rayaDeretan panjang kendaraan memenuhi jalur menuju di daerah ketinggianDi beberapa titik, seperti di utara, menuju kawasan kawasan Lubuk MinturunDi jalur Siteba, kendaraan melaju ke kawasan BelimbingBegitu juga di kawasan Kampung Kalawi-Kampung Lalaang, dan Simpang Haru Andalas, ratusan kendaraan merangkak menuju kampus Unand Limau ManihPemandangan serupa juga terlihat di jalur Lubuk Begalung menuju IndarungSebagian besar mereka membawa perlengkapan seadanyaMemakai pakaian seadanya, dan menggenakan tas atau ransel sandangSementara jalur sebaliknya, menuju ke kawasan pantai hampi tidak kendaraan menuju kesana
Para warga yang mengungsi tidak hanya menggunakan kendaraan bermotorTak sedikit di antaranya dengan berjalan kaki, meski di bawah guyuran hujan
Selain itu, warga yang diklaim bermukin di zona aman, tampak berjaga-jaga di luar rumahSelain memperhatikan warga yang mengungsi, mereka juga berjaga-berjaga menunggu kemungkinan terjadi.
Kabid Kesiagaan Bencana di Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatera Barat Ede Edward kepada Padang Ekspres tadi malam berkeyakinan potensi gempa susulan lebih besar kecil kemungkinannyaKendati begitu, Ade mengimbau masyarakat tetap waspada"Masyarakat diminta tetap tenang dan tidak perlu evakuasi," kata AdeInformasi sementara, tambah Ade, tidak ditemukan kerusakan termasuk di masyarakat Kabupaten Mentawai"Kita sudah cek ke petugas di Mentawai, tidak ada kerusakanTermasuk adanya informasi air laut surut," kata Ade.
Ketua Himpunan Ahli Gempa Indonesia (HAGI) Sumbar Dr Badrul Mustafa Kemal secara prinsip kemungkinan terjadi tsunami terpenuhi, baik kedalaman, kekuatan dan lainnya"Alhamddulillah, Allah masih sayang, sehingga kemungkinan tsunami tidak terjadiBiar begitu, masyarakat harus waspada," kata Badrul sembari mengimbau pakar kegempaan memastikan lagi berapa lama waktu selang gempa dengan tsunami terjadi(tim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Syamsul Ditahan Jangan Kaitkan Melayu
Redaktur : Tim Redaksi