jpnn.com - JAKARTA - Juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, gempa 6,5 SR yang dirasakan warga Pidie Jaya, Aceh, Rabu (7/12), berlangsung hanya sekitar lima detik.
Namun efek yang ditimbulkan sangat dahsyat.
BACA JUGA: Pembobol Puluhan Rekening Nasabah BNI Itu Terdeteksi di Malaysia
Setidaknya 65 korban jiwa meninggal dunia.
Jumlah tersebut diperkirakan masih akan bertambah.
BACA JUGA: Efektif Kelola Anggaran, Halsel Raih Dana Racka dari Presiden
Selain itu, ratusan korban lainnya luka-luka.
Ratusan bangunan juga diperkirakan hancur lebur.
BACA JUGA: Jogja Siapkan Layanan Berbasis Online di Kelurahan
"Guncangan gempa di Pidie Jaya sekitar lima detik. Setelah gempa pertama, gempa susulan ada 12 kali dengan magnitude lebih kecil dari sebelumnya, mencari keseimbangan tektonik yang ada," tutur Sutopo di Graha BNPB.
Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya, sambung Sutopo, kini menetapkan kondisi tanggap darurat.
"Berapa lama (masa tanggap darurat,red) tergantung kebutuhan. Biasanya 7-14 hari. Setelah itu bisa ditambah atau enggak. Sampai saat ini tingkatnya belum nasional, masih kabupaten," tutur Sutopo.
Di sisi lain, Sutopo mengakui bahwa respons masyarakat sudah cukup baik saat gempa terjadi.
Masyarakat langsung keluar rumah.
Namun, masih banyak warga yang tak sempat keluar rumah karena gempa terjadi subuh.
"Banyak korban karena itu pagi, di Aceh Pukul 05:00 WIB masih gelap. Kemudian karena guncangan berat, membuat bangunan cepat roboh. Dengan kondisi seperti ini mengingatkan kita pentingnya bangunan tahan gempa," pungkas Sutopo. (gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Potongan Tubuh Korban Pesawat Jatuh Dibagi 7 Sampel DNA
Redaktur : Tim Redaksi