jpnn.com, PALU - Kerusakan di dua wilayah yakni Kelurahan Petobo, Kota Palu, dan Desa Jonooge, Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi cukup parah usai gempa dan tsunami melanda, Jumat (28/9) kemarin.
Perut bumi memuntahkan lumpur menenggelamkam rumah, jalan, dan menyeret kampung Petobo hingga dua kilo meter. "Daratan seperti hanyut dan tergeser dua kilo dari posisi semula. Rumah tenggelam," kata Muh Sutomo, warga Masamba yang saat ini berada di Petobo mencari keluarganya yang hilang, Minggu (30/9).
BACA JUGA: Gempa Sulteng: Tolong, 7 Kecamatan di Sigi Terisolasi
Kepada Fajar, Sutomo menjelaskan, hampir seluruh bangunan di wilayah tersebut rata. Selain roboh karena kuatnya guncangan gempa, lumpur yang tiba-tiba muncul dari permukaan tanah menyapu seisi daratan. Dia berharap bantuan segera datang.
Kelurahan Petobo, Kota Palu, dan Desa Jonooge berubah menjadi lautan lumpur. Sebagian rumah dan fasilitas umum tenggelam. Dari lokasi bencana usai gempa dan tsunami, keluar sumber air bercampur lumpur. Saat kejadian, juga muncul suara ledakan.
BACA JUGA: Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Belum Bisa Melayani Pesawat Jet
Sabtu siang, satu jenazah ditemukan bersama satu orang selamat. Hasil identifikasi pihak RS Tora Belo Sigi, jenazah perempuan diidentifikasi bernama Tumiran, 60, dan korban selamat Kodzin, 25.
Kedua korban terseret pusaran air bercampur lumpur sejauh sekitar 10 km. Sedangkan satu korban sebelumnya bernama Zainal Abidin, 46, belum dimakamkan dan masih disimpan di kamar jenazah. "Belum ada pegawai yang mau mengurus jenazah sehingga korban belum dimakamkan," kata Sul, keluarga korban.
BACA JUGA: Daripada Lapar, Korban Gempa Jarah Truk Kontainer Bantuan
Sul menceritakan, jenazah Zainal Abidin ditemukan di reruntuhan rumah dalam posisi memeluk bayi yang selamat. Istrinya, Dewi, juga selamat, tapi mengalami luka-luka dan kakinya patah.
Sejak kemarin, tiga korban yang selamat maupun meninggal masih berada di RS Tora Belo Sigi bersama puluhan korban selamat lainnya. Perawatan dilakukan di luar ruangan menggunakan tenda seadanya.
Akses menuju lokasi bencana di Desa Jonooge masih lumpuh. Banyak badan jalan yang terbelah dan berubah jadi gundukan. Jembatan pun ambruk dan rusak berat. Satu-satunya akses harus memutar via pinggiran Pegunungan Paneki. Sementara itu, wilayah Kota Palu yang juga belum tersentuh proses evakuasi adalah Kelurahan Petobo.
Hampir satu kelurahan wilayah tersebut berubah menjadi padang lumpur. Perumahan BTN dan permukiman penduduk setempat dilumat air bercampur lumpur dari perut bumi.
Material rumah bercampur kendaraan berserakan hingga menggunung. Belum diketahui jumlah korban jiwa di dua wilayah terisolasi tersebut.
Para keluarga hanya bisa memandangi tumpukan lumpur bercampur material perumahan sambil menangis. Tidak peduli hujan atau panas, para keluarga bertahan di sekitar lokasi sambil menunggu keajaiban. (bay-gsa-jpg/rif)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terminal BBM Donggala Mulai Salurkan BBM
Redaktur & Reporter : Adek