jpnn.com, JAKARTA - Holding BUMN tambang bakal melakukan ekspansi untuk mendongkrak kapasitas perusahaan.
Tahun ini, holding BUMN tambah menganggarkan belanja modal sebesar Rp 16,5 triliun.
BACA JUGA: BUMN Konstruksi Siapkan Belanja Modal Rp 140 Triliun
Jumlah itu naik 2,5 kali lipat jika dibandingkan dengan belanja modal tahun lalu yang sebesar Rp 5,8 triliun.
Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengatakan, dana itu digunakan untuk ekspansi kinerja.
BACA JUGA: Semua Dianggap Bakal Selesai Dengan Pembentukan Holding BUMN
’’Khususnya untuk hilirisasi yang sudah dilakukan kemarin, menjadi tonggak baru bagi Bukit Asam. Selain melakukan hilirisasi menjadi bentuk IPP (independent power produsen), untuk kali pertama dilakukan gasifikasi batu bara,’’ ujarnya saat rapat dengar pendapat (RDP) di Komisi VI DPR, Senin (29/1).
Sementara itu, Dirut PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Budi Gunadi Sadikin menyebutkan, pihaknya berekspansi untuk meningkatkan kapasitas pabrik dari 250 ribu ton per tahun menjadi 500 ribu ton per tahun.
BACA JUGA: Rencana Holding BUMN Direspon Negatif
’’Demand-nya tinggi karena electric vehicle mengurangi gas buang. Setiap penurunan 100 kilogram berat kendaraan bisa menurunkan emisi 0,08 kg per tahun,’’ terang Budi.
Karena itu, industri otomotif dunia mengubah materi mobil dari stainless steel menjadi aluminium.
’’Beberapa mobil mewah 95 persen sudah menggunakan aluminium, termasuk untuk rangkanya,’’ ujar Budi.
Saat ini, kebutuhan aluminium dalam negeri mencapai 1,5 juta ton per tahun.
Peningkatan permintaan tidak hanya berasal dari industri otomotif, tetapi juga sektor konstruksi.
Namun, peningkatan kapasitas produksi Inalum masih terkendala energi.
Pada 2017, produksi Inalum turun 10,9 persen karena merosotnya pasokan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) milik perseroan.
Perseroan pun berniat menggelontorkan anggaran belanja modal Rp 4,3 triliun.
Sementara itu, PT Timah Tbk berencana mengeluarkan dana Rp 2,5 triliun.
’’Belanja modal akan digunakan untuk menaikkan kapasitas maupun perbaikan. Kami juga membuka potensi cadangan baru di Nigeria,’’ jelas Dirut PT Timah Tbk Mochtar Riza Pahlevi Tabrani..
PT Bukit Asam Tbk dan PT Aneka Tambang Tbk juga merencanakan belanja modal. Masing-masing Rp 6,5 triliun dan Rp 3,2 triliun. (vir/c18/fal)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pembentukan Holding Tambang Dinilai Blunder
Redaktur & Reporter : Ragil