Generasi Muda Diminta Tak Alergi Pancasila

Minggu, 07 Mei 2017 – 17:43 WIB
S?taf Khusus Presiden Diaz Hendropriyono di acara Dialog Kebangsaan Ikatan Pemuda Alumni Lembaga Ketahanan Nasional (IPAL) Sulawesi Selatan. Foto: Istimewa

jpnn.com, MAKASSAR - S‎taf Khusus Presiden Diaz Hendropriyono menegaskan pentingnya peran pemuda untuk melindungi karakter bangsa dalam kehidupan berdemokrasi di Indonesia.

Nilai-nilai seperti Pancasila, Kebhinnekaan dan NKRI harus dipertahankan di tengah derasnya paham-paham dan kelompok-kelompok yang ingin mengubah dasar negara dan falsafah kebangsaan tersebut.

BACA JUGA: Ini Saran Gus Solah ke Pemerintah soal Hizbut Tahrir

"‎Pemuda saat ini merupakan salah satu garda terdepan bangsa untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu, dibutuhkan para pemuda yang memiliki karakter yang teguh untuk terus merawat keutuhan dan kedaulatan bangsa dari ancaman paham radikal, antiNKRI dan kelompok-kelompok yang alergi terhadap Pancasila," kata Diaz saat menjadi keynote speech dalam acara Dialog Kebangsaan Ikatan Pemuda Alumni Lembaga Ketahanan Nasional (IPAL) Sulawesi Selatan di Hotel Remcy, Makassar.

Acara IPAL ini dihadiri ratusan mahasiswa, pemuda dari berbagai elemen organisasi kemasyarakatan dan unsur-unsur Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. ‎

Karenanya, Diaz menambahkan, pemuda h‎endaknya mulai fokus memperjuangkan kualitas, tidak hanya kuantitas dalam mengisi demokrasi Indonesia yang sudah hampir dua puluh tahun bergulir pascareformasi.

Diaz, yang juga alumnus Lemhannas PPRA 49 tahun 2013, mengungkapkan, bangsa Indonesia sudah seharusnya mulai berpikir lebih dalam tentang esensi demokrasi dan tidak lagi hanya berkutat dengan prosedur-prosedur demokrasi atau procedural democracy.

BACA JUGA: Menag Ajak Masyarakat Tolak Ormas Anti-Pancasila

Dengan demikian, pemuda bisa menggunakan demokrasi sebagai instrumen untuk mewujudkan tujuan-tujuan bangsa sebagaimana tercantum dalam Preambule UUD ’45.

Dia mengingatkan, pemuda berperan penting dalam perubahan sejarah bangsa. Sebagai contoh, Jendral Sudirman menjadi panglima besar saat berusia 29 tahun.

BACA JUGA: Simak Nih, Respons Polri Soal Wacana Pembubaran HTI

Kemudian Sultan Hasanuddin mulai bertakhta di Gowa pada umur 22 tahun.

Peran pemuda di masa depan pun akan tetap besar, mengingat Indonesia akan menikmati bonus demografi sampai tahun 2030-an.

"Ini mestinya potensi besar‎, bukan bencana. Pemuda yang mestinya jadi garda terdepan membentengi NKRI, bukan malah yang merusaknya," tandasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum IPAL Muklis Ramlan mengungkapkan, tujuan diadakannya acara ini adalah untuk memantapkan nilai-nilai kebangsaan dalan mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi secara global. ‎

Sementara itu, sekretaris Jendral IPAL, Angga Busra Lesmana menyatakan, dalam kesempatan ini, IPAL mengukuhkan kepengurusan Dewan Pengurus Daerah di Sulawesi Selatan.

IPAL adalah wadah berhimpunnya alumni Lemhannas yang mengikuti pendidikan nonreguler Taplai (Pemantapan Nilai-nilai Kebangsaan) di Jakarta.

IPAL dibentuk berdasarkan Keputusan Deputi Taplai Gubernur Lemhannas dan berbadan hukum berdasarkan Surat Keputusan Menkumham tahun 2015.

Dengan jumlah alumni TAPLAI mencapai kurang lebih 13.000 orang yang tersebar di seluruh provinsi Indonesia, mereka diharapkan akan terus memberikan kontribusi nyata untuk membantu menyelesaikan berbagai permasalahan bangsa. (rmo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ibarat Pilar Rumah, Pancasila Jadi Penopang Indonesia


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Pancasila   NKRI  

Terpopuler