Genjot Jumlah Pengguna Jalan Tol, Sosialisasi Tarif Harus Lebih Gencar

Minggu, 17 Februari 2019 – 08:02 WIB
Kepadatan kendaran terjadi di jalan tol fungsional Trans Jawa pada Minggu (10/6/2018) sore. Foto: Raka Denny/Jawa Pos

jpnn.com, JAKARTA - Pengelola Jalan Tol tetap optimistis jumlah pengguna jalan tol masih akan terus naik meskipun butuh waktu. Sosialisasi tarif juga perlu digencarkan oleh masing-masing Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).

Sekretaris Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) Kris Ade Sudiyono mengatakan bahwa secara garis besar, keberadaan jalan tol adalah salah satu alternatif jalan bagi masyarakat untuk menghubungkan satu tempat ke tempat lain.

BACA JUGA: 2 Pertimbangan Utama Penurunan Tarif Tol

Menurut Kris, perlu lebih sabar untuk membiarkan lalu lintas (traffic) di jalan tol berkembang secara alami. ”Jika mendasarkan pada pengalaman beroperasinya suatu tol, pola traffik pengguna tol akan bergerak 'ramp-up' setiap tahunnya,” kata Kris pada Jawa Pos.

Kris mengatakan, hal ini juga terjadi di beberapa ruas tol Trans Jawa yang baru beroprasi beberapa bulan yang lalu.

BACA JUGA: Tarif Tol Kendaraan Golongan I Berpeluang Turun

”Saya tidak memegang data detailnya, tapi berdasarkan informasi teman teman BUJT, umumnya laporan traffik bulan Januari dan Februari menunjukkan rata rata lalu lintas harian yang meninggkat,” katanya.

BACA JUGA: Rp 3,5 Triliun, Tol Pasuruan – Probolinggo Siap Beroperasi

BACA JUGA: Pak Basuki Bantah Tarif Tol di Indonesia Paling Mahal di Asia Tenggara

Peningkatan ini kata Kris terjadi baik untuk trafik kendaraan golongan 1 maupun gol 2 saja. Kendaraan golongan 5 yang didominasi kendaraan niaga dan angkutan logistik juga mengalami peningkatan.

Kris menyebut BUJT sudah memberikan insentif terhadap pengusaha logistik. Beberapa operator jalan tol dan pemerintah memberikan insentif penurunan tarif melalui 3 kebijakan. Yakni reklasifikasi golongan tarif dari sebelumnya 5 golongan menjadi 3 golongan, (memberlakukan 'tarif cap' sebesar rp 1000/km, juga memberikan diskon tambahan untuk pola trafik maksimum.

”Semua upaya itu adalah kreatifitas dan insentif para operator jalan tol agar kendaraan logistik menikmati berbagai keunggulan jalan tol. Mudah-mudahan upaya ini juga membantu meningkatkan traffik,” jelasnya. .

Menurut Kris, bagi pengusaha jalan tol, peningkatan trafik pada akhirnya akan membantu meningkatkan pengembalian investasi jalan tol. Meski demikian, traffik tidak bisa hanya dilihat bulan per bulan saja.

”Kami para pengusaha jalan tol sudah menyadari risiko bisnis ini dari awal, dan sangat memahami pola investasi jalan tol yang memang sangat jangka panjang,” jelasnya.

Komisi VI DPR meminta pemerintah dan pengelola jalan tol untuk lebih menggencarkan sosialisasi mengenai tarif Jalan Tol Trans Jawa. Mengingat mahalnya jalan tol yang belakangan dikeluhkan.

Menurut Muhammad Martri Agoeng selaku Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), sebenarnya jika dihitung baik-baik, tarif tol di Trans Jawa ini masih realistis.

Hanya saja saat ini menurutnya banyak yang membandingka tarif tol Trans Jawa dengan dengan jalan Tol yang sudah lama beroperasi.

BACA JUGA: Pak Basuki Bantah Tarif Tol di Indonesia Paling Mahal di Asia Tenggara

Menurut Martri, masyarakat perlu dipahamkan soal besaran tarif ini. ”Tentu harganya berbeda. Trans Jawa ini kan investasi baru. Jadi, tinggal pengelola jalan tol memberikan sosialisasi,” kata Martri.

Direktur Operasi Jasa Marga Subakti Syukur juga menjelaskan bahwa tarif yang ditetapkan saat ini sudah mengandung tiga keuntungan (benefit) terhadap pengendara.

Yang pertama adalah rasionalisasi harga dari Pemerintah yang menetapkan tarif tertinggi sebesar Rp 1.000 per kilometer. Yang kedua adalah penyederhanaan golongan. Saat ini hanya ada 3 jenjang tarif dalam 3 golongan kendaraan.

“Yang ketiga kami memberikan diskon sebesar 15 persen bagi kendaraan yang melewati cluster-cluster sepanjang Trans Jawa," kata Subakti. (tau)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tol Pasuruan – Probolinggo Beroperasi Bulan Ini, Seksi III Gratis Sebulan


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler