jpnn.com, JAKARTA - Kondisi ritel modern sejak pertengahan tahun hingga Oktober lalu belum menunjukkan pertumbuhan signifikan.
Karena itu, para peritel memanfaatkan momen akhir tahun untuk menggenjot penjualan.
BACA JUGA: Moratorium Izin Ritel Modern Demi Jaga Warung Tradisional
Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Jatim April Wahyu Widati menjelaskan, ritel modern, khususnya untuk format hipermarket, malah tumbuh minus.
’’Sampai Oktober, rata-rata pertumbuhannya masih di bawah tahun lalu. Yakni, minus 7–8 persen,’’ ujarnya, Kamis (7/12).
BACA JUGA: Peritel Bersedia Bermitra dengan Warung UKM
Berbeda dengan hipermarket, kondisi minimarket masih positif.
Berdasar data yang sama, minimarket masih mampu membukukan pertumbuhan 5–6 persen.
BACA JUGA: Ritel Modern Pasok Warung Tradisional, UMKM Menjerit
Perbedaan kondisi dua format ritel modern tersebut tidak terlepas dari pola belanja konsumen.
’’Konsumen lebih memilih belanja di dekat rumah karena dinilai lebih efisien, baik waktu maupun cost yang dikeluarkan,’’ imbuh April.
Menurut dia, kondisi itu tidak hanya terjadi di Jatim. Peritel di daerah lain juga mengalaminya.
Karena itulah, sekarang hampir seluruh retailer gencar mengadakan promo diskon akhir tahun.
’’Selain sebagai bentuk apresiasi toko kepada konsumen, sekaligus untuk menggenjot sales pada akhir tahun,’’ kata April.
Strategi promo diskon tersebut efektif untuk menggaet konsumen datang.
Nah, dengan datang ke toko, konsumen didorong retailer untuk berbelanja produk lain. Secara umum, strategi itu bisa meningkatkan sales.
’’Sampai akhir tahun bisa tumbuh tiga persen kalau dibandingkan dengan tahun lalu. Itu sudah bagus,’’ tutur April.
Sementara itu, pada Natal dan tahun baru, kontribusi terhadap sales 2017 tidak terlalu besar, yakni hanya delapan persen. (res/c14/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Promo Kemerdekaan, Supermarket dan Gerai Makanan Beri Diskon!
Redaktur & Reporter : Ragil