Genjot Produktivitas Pertanian, Kementan Jalin Sinergi dengan Pemkab Banyuasin

Kamis, 11 Maret 2021 – 16:52 WIB
Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi terjun langsung melakukan koordinasi penguatan BPP dengan Wakil Bupati Banyuasin Slamet Somosentono di rumah dinas wabup di Pangkalan Balai, Rabu (10/3). Foto: Kementan.

jpnn.com, BANYUASIN - Kementerian Pertanian (Kementan) tengah menjalankan salah satu program strategis berupa penguatan kelembagaan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang akrab disebut Kostratani.

Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan terus melakukan penguatan dan peningkatan kapasitas BPP tersebut.

BACA JUGA: Jurus Kementan-Pemprov Sumsel Majukan Pertanian lewat Kostratani

Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi terjun langsung melakukan koordinasi penguatan BPP dengan Wakil Bupati Banyuasin Slamet Somosentono di rumah dinas wabup di Pangkalan Balai, Rabu (10/3).

Dedi mengawali perbincangan mengenai sejarah pertanian Indonesia.

BACA JUGA: BPPSDMP Lakukan Penguatan Penyuluh Lewat Kostratani

Dia menjelaskan Indonesia pernah mengalami masa swasembada pangan pada zaman Orde Baru, lewat program pertanian pemerintah bernama bimas (bimbingan massal) dan diawali perhatian terhadap petani.

“Semenjak otonomi daerah 2004 produktivitas pertanian menurun, salah satu penyebabnya adalah respons daerah terhadap pertanian terutama penyuluh tidak sama, yang menjadi program prioritas dan sebaliknya,” kata Dedi.

BACA JUGA: Syahrul Yasin Limpo: Jangan Ada Kata Mundur, Kita Harus Fight 

Dia menjelaskan di bawah kepempimpinan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo harapan untuk menggerakkan lagi target swasembada pangan, dengan program satu desa satu penyuluh.

Dedi memuji keberhasilan Provinsi Sumatera Selatan di bawah kepemimpinan Gubernur Herman Deru.

“Sumatera Selatan sudah luar biasa, dengan program gubernur merekrut penyuluh pendamping dari putra daerah sendiri untuk memenuhi program satu desa satu penyuluh,” puji Dedi.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menitipkan pesan. “Produksi padi di Banyuasin tidak boleh bersoal, jika Banyuasin bersoal maka Sumatera Selatan bersoal, dan pangan Indonesia bersoal,” kata Mentan SYL.

“Banyuasin sangat strategis dan penting bagi ketahanan pangan Indonesia, Beras Banyuasin bukan hanya menghidupi Sumatera Selatan, (tetapi) sampai ke Jawa,” pesan Mentan SYL.

Peluang peningkatan produktivitas pertanian di Banyuasin masih sangat besar.

Oleh karena untuk itu Kementan pada tahun ini akan memenuhi kebutuhan information technology (IT) untuk semua BPP yang ada di Banyuasin dengan peralatan IT.

Tindak lanjut dari pertemuan dengan Gubernur Herman Deru adalah peningkatan kapasitas SDM pertanian, pemberdayaan BPP dengan penguatan penyuluh, termasuk pelatihan penangkaran benih.

Slamet Somosentono menyatakan Banyuasin sangat mendukung pemberdayaan penyuluh pertanian di BPP per kecamatan yang sekarang disebut Kostratani, atau dulu disebut Bimas.

Slamet menegaskan bersama Bupati Banyuasin Askolani memiliki tekad tahun 2022 menjadi lumbung padi nasional.

Tentunya hal ini didukung dengan program-program antara Kementan dan Pemerintah Kabupaten Banyuasin.

Slamet pun menceritakan pengalamannya tentang pertanian di Banyuasin.

“Kebanyakan petani di Banyuasin tidak seperti di Jawa. Kalau di Jawa, penanaman dilakukan secara tandur, sedangkan di Banyuasin dengan disebar, sehingga terdapat perbedaan hasil panen,” katanya.

Slamet menegaskan bahwa tentunya ini menjadi peluang untuk peningkatan produktivitas pertanian.

“Selain itu pada IP 200 daerah di Banyuasin membutuhkan TR4 karena kondisi wilayah”, ujar Slamet yang pernah menjabat sebagai wakil rakyat ini.

Slamet menambahkan saat ini Banyuasin juga melakukan proses penambahan area pertanian untuk mencapai target lumbung padi dengan terobosan baru KUR yang sudah menyalurkan pembiayaan.

“Sehingga memudahkan petani untuk pembelian bibit,TR4, atau sarana pertanian yang dibutuhkan,” pungkasnya. (*/jpnn)

 

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler