George Tak Sudi Minta Maaf

Rabu, 30 Desember 2009 – 16:26 WIB

JAKARTA -- LKBN Antara secara resmi sudah melayangkan surat somasi ke George Junus Aditjondro, kemarin (29/12)Namun, penulis buku 'Membongkar Gurita Cikeas;  Di Balik Kasus Bank Century' itu dengan tegas tidak akan menuruti isi somasi tersebut

BACA JUGA: 3.416 Polisi Terkana Sanksi

George menyatakan dirinya tidak akan meminta maaf kepada LKBN Antara.

Di sela-sela acara launching bukunya di Doekoen Caffee, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (30/12), George bercerita sudah menerima surat somasi dari LKBN Antara
Bahkan, secara terbuka dia cerita, pengacara LKBN Antara sebelumnya pernah menghubungi dirinya untuk bertemu empat mata

BACA JUGA: George Bantah Pukul Ramadhan

Hanya saja, permintaan itu dia tolak.

"Karena saya merasa aneh, kok dia minta foto berdua dengan saya, katanya mau disampaikan ke atasannya
Saya khawatir foto itu akan dijadikan alat bukti dengan mengatakan bahwa saya sudah minta maaf melalui pengacaranya

BACA JUGA: 2010, Depag Gunakan Dana Abadi Umat

Saya tak mau foto itu diplintir," ucap pria berambut panjang itu.

Karena merasa curiga, lantas pengacara LKBN Antara itu dia minta untuk menemuinya di salah satu TV swasta karena kebetulan dia ada acara di situNah, di sana dia menerima berkas somasi LKBN Antara itu.

Lebih lanjut diceritakan mengenai isi somasi yang disampaikan LKBN Antara tersebut"Isi somasi, saya diminta mengoreksi buku dan meminta maaf di banyak media, dalam 2 kali 24 jamSaya tidak akan minta maaf," cetusnya.

Ditanya mengenai pengakuan yang sudah sempat disampaikan sebelumnya bahwa memang ada kesalahan di buku itu, George mengatakan, keberatan LKBN Antara akan dimuat di buku edisi revisi.  "Nanti, pandangan-pandangan lain akan dicantumkan di situ," ucapnya.

Seperti telah diberitakan, dalam bukunya itu, George mengupas pemanfaatan PSO (Public Services Obilgation) LKBN Antara untuk Bravo Media Center, yang merupakan tim sukses pasangan SBY-Boediono pada pilpres 2009Ditengarai dana publik itu dialihkan untuk biaya kampanye Partai Demokrat dan calon presidennya, lantaran adanya perangkapan jabatan antara kader Partai Demokrat, khususnya yang duduk di dalam tim sukses, dengan jabatan komisaris atau fungsionaris badan-badan usaha milik negara (BUMN) tertentuSalah satunya Rully Ch Iswahyudi, yang selain menjadi Direktur Komersial & IT Perum LKBN Antara, dia ikut mengelola Bravo Media Center.

Menurut Aditjondro, Rully bersama direktur LKBN Antara Dr Akhmad Muchlis Jusuf mempersilahkan penggunaan separuh dari dana untuk PSO LKBN Antara berjumlah Rp 40,6 miliar dibelokkan ke Bravo Media CenterPadahal, PSO itu merupakan bagian dari alokasi PSO untuk empat BUMN antara lain Pelni, PT Kereta Api Indonesia (KAI), LKBN Antara, dan PT Pos, dengan jumlah total Rp 1,7 triliun, yang disetujui DPR akhir 2008.

Pihak LKBN Antara sendir sudah membantah tudingan George Junus Aditjondro bahwa dana PSO (Public Services Obilgation) LKBN Antara  mengalir ke Bravo Media Center"Mekanisme pencairan dana PSO Antara dilakukan sebagai pergantian biaya (reimbursement) atas sebagian dana operasional Antara terhadap tema-tema liputan yang disepakati dengan penyelenggara negara setiap tahunJadi penggunaan dana PSO Antara tidak mungkin dialihkan," kata Dirut LKBN Antara, Ahmad Mukhlis Yusuf, dalam keterangan persnya beberapa hari lalu(sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menkum HAM Cermati 50 Buku


Redaktur : Soetomo Samsu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler