Gerah Dituduh Bunuh Khashoggi, Saudi Balik Mengancam

Senin, 15 Oktober 2018 – 08:07 WIB
Aktivis HAM dan rekan-rekan Jamal Khashoggi menggelar demonstrasi di depan Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Senin (8/10). Foto: Reuters

jpnn.com, RIYADH - Arab Saudi tak gentar meski dikritik beberapa negara terkait hilangnya Jamal Khashoggi. Mereka ngotot mengatakan tidak terkait dengan raibnya kontributor Washington Post yang dikenal sering mengkritik elite Saudi tersebut.

Saudi bahkan tak gentar dengan ancaman beberapa negara yang akan menjatuhkan sanksi jika Khashoggi terbukti dibunuh.

BACA JUGA: Calon Istri Masih Berharap Saudi Tak Bunuh Jamal Khashoggi

Dalam rilis Saudi Pers Agency, disebutkan bahwa Saudi tidak akan tinggal diam terhadap ancaman pihak luar yang ingin melemahkan kerajaan.

"Kami menolak ancaman-ancaman, baik berupa sanksi ekonomi, tekanan politik, maupun tuduhan-tuduhan palsu." Demikian yang tertulis dalam siaran berita resmi itu.

BACA JUGA: Trump Setengah Hati Kecam Saudi, Takut Bisnis Goyang?

Mereka bahkan melontarkan ancaman balik. Jika ada aksi-aksi untuk melemahkan Saudi, pihak kerajaan akan melakukan aksi-aksi yang jauh lebih besar untuk membalas. Mereka juga mengingatkan bahwa perekonomian Saudi memiliki peran vital pada perekonomian global.

Siaran pers itu sama sekali tidak menyinggung nama Khashoggi. Namun, banyak kalangan menganggap rilis tersebut merupakan jawaban atas ancaman beberapa negara.

BACA JUGA: Jamal Khashoggi Si Pembenci Demokrasi

Daily Sabah, harian pro pemerintah Turki, mengaitkan pernyataan Saudi itu dengan ancaman Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Sabtu lalu Trump memang mengancam akan menjatuhkan sanksi kepada Saudi jika terbukti menjadi dalang di balik menghilangnya Khashoggi.

Pada hari yang sama dengan beredarnya statemen Trump, Menteri Dalam Negeri Saudi Pangeran Abdulaziz bin Saud bin Naif menegaskan bahwa pihak kerajaan mengkritik maraknya tuduhan palsu terkait hilangnya Khashoggi.

"Kabar bahwa ada perintah kerajaan untuk membunuh Khashoggi adalah bohong dan tuduhan yang tidak berdasar," tegasnya seperti dikutip dari Saudi Gazette.

Sebagaimana diberitakan, Khashoggi dikabarkan dibunuh di kantor Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober. Saat itu Khashoggi datang untuk mengurus surat pernikahannya.

Namun, dia tak pernah keluar lagi dari kantor tersebut. Otoritas Turki menyebut Khashoggi dibunuh 15 orang yang didatangkan dari Saudi. Intelijen Turki dikabarkan memiliki bukti berupa rekaman suara saat pembunuhan berlangsung. (c10/oni)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiga Teori tentang Nasib Jamal Khashoggi di Konsulat Saudi


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler