Gerah Melarung Sengkuni sebelum Amien Rais Diperiksa Polisi

Rabu, 10 Oktober 2018 – 12:39 WIB
Prosesi pelarungan tokoh Sengkuni di Pantai Parangkusumo, Bantul, Yogyakarta, Senin (8/10). Foto: Gerah for Radar Jogja

jpnn.com, BANTUL - Sejumlah masyarakat Yogyakarta menggelar ritual pelarungan tokoh wayang Sengkuni di Pantai Parangkusumo, Bantul, Senin (8/10). Warga yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Anti-Hoax (Gerah) itu menggelar pelarungan itu tokoh licik di kisah Mahabharata sebagai respons atas kasus kebohongan Ratna Sarumpaet yang belakangan menyeret tokoh Yogyakarta Amien Rais.

Budayawan Yogyakarta Bondan Nusantara yang turut melakukan ritual bersama Gerah mengatakan, pelarungan dengan membuang Sengkuni ke laut disertai harapan agar watak pembohong, penyebar berita bohong dan ujaran kebencian tidak ada lagi di Nusantara.

BACA JUGA: Tangkisan Jubir Polda Metro Jaya untuk Tudingan Amien Rais

“Keterlibatan Amien Rais dalam kasus Ratna Sarumpaet bagi kami menunjukkan watak seorang Sengkuni. Kami tak ingin Yogyakarta jadi sial gara-gara Sengkuni,” kata Bondan sebagaimana pemberitaan Radar Jogja.

Sebelumnya Ratna menyampaikan kebohongan tentang lebam di wajahnya. Ibunda Atiqah Hasiholan itu menyebut lebam di wajahnya akibat penganiayaan di Bandung pada 21 September 2018.

BACA JUGA: Amien Rais: Dipanggil Tanggal 2, Ratna Ditangkap Tanggal 4

Selanjutnya Amien dan putrinya, Hanum Salsabila menemui Ratna. Bahkan, Hanum menyebar video soal Ratna sebagai korban penganiayaan.

Belakangan penyelidikan polisi menunjukkan hal berbeda. Sebab, lebam di wajah Ratna akibat operasi sedot lemak di sebuah rumah sakit kecantikan di Menteng, Jakarta Pusat.

BACA JUGA: Amien Rais: Apakah Polda Alergi dengan Nama Muhammad?

Bondan menambahkan, polah tingkah elite yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur, budaya Yogyakarta yang penuh tata krama dan kejujuran telah membuat masyarakat di daerah berstatus istimera itu resah. Karena itu Gerah merasa prihatin dengan perilaku elite berwatak Sengkuni.

“Sengkuni dikenal sebagai tukang hasut dan senang mengadu domba sesama anak bangsa,” kata budayawan Yogyakarta penerima gelar maestro seni tradisi ketoprak dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) itu.

Bondan menambahkan, Amien sebagai tokoh seharusnya memiliki kesadaran dan tanggung jawab moral membangun Indonesia yang lebih maju dan beradab. Karena itu warga melarung tokoh Sengkuni karena tak mau budaya guyub rukun, tenggang rasa dan tertib hukum terinjak-injak oleh perilaku jahat.

“Hari ini, Amien dipanggil untuk kedua kalinya, berjanji datang namun terkesan mengancam Polri. Dengan menyebut akan menggelar konferensi pers soal kasus dugaan korupsi lama yang belum terungkap,” ujarnya.(kus/ila/radarjogja/jpg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nusron Wahid: Kalau Massa Dihadapi Massa, Bisa Kacau


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler