Gerakan Antisawit Hambat Ekspansi

Rabu, 03 Juni 2009 – 16:47 WIB
JAKARTA- Ketua umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Joesfly J Bahroeny mengeluhkan sikap sejumlah negara barat yang kini gencar melancarkan kampanye antisawit''Mereka menganggap minyak sawit Indonesia dan Malaysia sebagai pesaing utama industri biofuel yang kini sedang dikembangkan di sejumlah negara maju,'' ujarnya kepada wartawan  di Jakarta, Rabu (3/6)

BACA JUGA: DPR Usul Wakil Kepala Daerah Ditiadakan

Seperti diketahui,  Amerika Serikat dan  sejumlah negara di Eropa kini tengah gencar mengembangkan biofuel dari bahan dasar minyak kedelai dan minyak fosil
Selain kedua bahan dasar tersebut, minyak sawit juga berpotensi besar sebagai bahan biofuel yang baik.

Menurut Joesfly, demi kepentingan bisnis maka pihak barat melancarkan serangan kampanye antisawit

BACA JUGA: Presiden dan Menkes Diminta Bantu Prita

Tujuannya agar Indonesia dan Malaysia berhenti ekspansi produksi minyak sawit di Indonesia dan Malaysia
Lembaga Swadaya Masyarakat dari berbagai masyarakat melakukan publikasi dan menyerukan penentangan terhadap industro sawit.

"Dulu, tahu 80-an,  dikatakan sawit mengandung kolesterol dan menyebabkan penyakit jantung, lalu dituding membunuh orangutan dan menghancurkan wildlife lainnya," tambahnya

BACA JUGA: Istri JK-Wiranto jadi Merek Jilbab

Lalu masalah asap karena kebakaran lahan yang menyebabkan polusiYang terbaru, lanjutnya, adalah digunakannya isu deforestasi atau penghilangan lahanDi Indonesia, potensi lahan gambut -non konservasi- dilirik sebagai potensi ekspansi lahan gambutTetapi wacana ini ditentang keras duniaLahan gambut dianggap sebagai stok karbon terkaya di dunia, sehingga tidak boleh dibudidayakan karena akan menyebabkan emisi gas rumah kaca, yang berpotensi merusak iklim dunia.

Padahal, kata dia, pengusaha telah mematuhi UU No 18/2004 tentang perkebunan, "dimana-mana praktik ramah lingkungan telah dilakukan." Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), zero burning (pembukaan lahan tanpa bakar), pengendalian hama terpadu, dan beberapa tindakan lainnya telah dilakukan pengusaha dalam mengatasi masalah lingkungan.

"Prinsip kerja dan kriteria rountable on sustainable palm oil jadi acuan kita dalam praktik pengusahaan perkebunan kelapa sawit," katanya, dalam diskusi terbatas GAPKI, dalam menyambut Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Rabu, di Hotel Millenium, Jakarta.(lev)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mantan Dirjen Otda jadi Tahanan KPK


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler