jpnn.com, JAKARTA - Keberadaan partai politik saat ini dinilai cenderung sangat terbatas dalam memperjuangkan hak-hak dasar rakyat. Hal itu diduga akibat tercurahnya sumber daya politik pada tuntutan demokrasi prosedural, kalkulasi pragmatis dan kepentingan politik jangka pendek.
"Elite politik yang dihasilkan oleh demokrasi prosedural hanya mengaktualisasikan potensi untuk mempertahankan kelangsungan posisi politik mereka,” ujar Ketua Jaringan Pemilih Merdeka (JPM) Girindra Sandino di Jakarta, Rabu (24/1)
BACA JUGA: Percayalah, Politik Identitas Hanya Menguntungkan Elite
Girindra menilai, harus ada gerakan penyadaran politk rakyat secara masif dari pemuda-pemudi Indonesia yang peduli pada demokrasi di Pemilu 2019.
“Pemilih juga harus dipastikan merdeka dari intimidasi, ketakutan politik, kecurangan, segala bentuk pembodohan elite dan hal-hal lain,’ ucapnya pada forum dialog 'Pemuda Bicara Pemilu' yang digagas Institut Pemilih Independen dan Jaringan Pemilih Merdeka.
BACA JUGA: Rakyat Harus Tetap Pertahankan Karakter Bangsa Indonesia
Sementara itu, fungsionaris Partai Rakyat Demokratik (PRD) Rudi Hartono menilai, kaum muda penting masuk dalam partai politik jika ingin memberi perubahan yang lebih baik bagi perjalanan demokrasi ke depan.
“Mau tidak mau, harus diikuti dulu sistem yang ada. Namun ke depan, pemuda harus bersatu menginisiasi sebuah referendum jika menyangkut isu-isu atau kebijakan strategis yang menguasai hajat hidup orang banyak," pungkas Rudi.(gir/jpnn)
BACA JUGA: Pulau Reklamasi Jakarta Harus Dimanfaatkan untuk Rakyat
BACA ARTIKEL LAINNYA... Utamakan Dua Proyek Monumental, Rakyat NTT Diabaikan
Redaktur & Reporter : Ken Girsang