Dengan membawa spanduk dan baliho berisi penolakan terhadap pengangkatan Soeharto menjadi pahlawan, para aktivis dan keluarga korban kekerasan era Orde Baru itu meneriakkan yel-yel anti Soeharto
BACA JUGA: Ilmuwan Belanda Minta Tan Malaka Diakui sebagai Pahlawan
Mereka juga membawa sejumlah gambar peristiwa-peristiwa pelanggaran HAM yang terjadi di zaman Soeharto, seperti Peristiwa Talangsari, Tanjungpriok, serta penculikan aktivis tahun 1998 silam.Dalam keterangan persnya, gerakan itu menyatakan menolak pemberian gelar pahlawan bagi Soeharto, berikut berbagai upaya pembersihan nama Soeharto di luar proses hukum
Poin lain yang diserukan oleh Gerakan Tolak Soeharto itu, juga berisi desakan kepada pemerintah untuk menghentikan upaya pemberian gelar pahlawan bagi Soeharto, serta mendesak agar segera melakukan tindakan hukum yang layak atas kasus pelanggaran berat HAM yang terjadi di masa lalu.
"Jangankan jadi pahlawan, jadi teman saja tidak pantas," sergah Jon Muhammad, salah seorang aktivis '98 yang ikut berorasi
BACA JUGA: KPUD dan Panwas Klaim PSU Manado Aman
Menurut Jon pula, andai saja masih berada di zaman Soeharto, maka gedung MK pun tak akan pernah ada."Gerakan ini seharusnya tak perlu ada
BACA JUGA: Pfizer Resmi Ajukan Banding atas Keputusan KPPU
Terkait pemilihan tempat di Gedung MK, pihak Gerakan Tolak Soeharto menegaskan bahwa MK dianggap sebagai representasi dari gedung milik rakyat Indonesia(wdi/jpnn)BACA ARTIKEL LAINNYA... Mahfud Bantah Hakim MK Tak Mau Diperiksa
Redaktur : Tim Redaksi