Gerebek Pabrik Senjata Angin Ilgegal

Selasa, 01 Juli 2014 – 12:58 WIB
Foto: Rully/Jawa Pos Radar Malang

jpnn.com - MALANG – Pabrik senjata angin rakitan ilegal Jalan Candi Telaga Wangi, RT 04, RW 01, Kelurahan Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru, digerebek Polsek Lowokwaru Senin (30/6). Penggerebekan pukul 11.00 itu berhasil menyita 207 pucuk senjata angin kaliber 4,5 milimeter ilegal siap pakai.

Polisi juga menyita 157 senjata angin yang belum dirakit, 116 gagang senapan, dan 300 biji bahan baku senjata pipa besi. ’’Sebagai barang bukti, kami juga menyita satu tabung gas, alat las, sepuluh alat pemotong, dan empat buku nota jual beli senjata,’’ terang AKP Dwiko Gunawan, Kasubbaghumas Polres Malang Kota, Senin (30/6).

BACA JUGA: Brimob Tewas Dikeroyok Saat Ingin Pulang Cuti ke Pasuruan

Polisi saat ini mengamankan pemilik produksi tidak berizin yang bernama Djuli Asmono,51, warga Mojolangu, Lowokwaru. Terdapat juga delapan karyawannya yang diamankan. Yakni, Sandi, Hendra, Bandi, Jumanah, Awik, Bofi, Febi, dan Edi. Sejak kemarin mereka diperiksa intensif Polsek Lowokwaru.

Diduga, mereka telah lama melakukan kegiatan tersebut. Tetapi, kepada polisi, pelaku mengaku baru melakukan produksi sejak 2011. Jumlah produksi per hari hanya dua pucuk senjata angin. Jadi, dalam sebulan, mereka menghasilkan 60 pucuk senjata. Produksi itu menghasilkan berbagai style. Mulai dari senjata angin model normal, mirip sofgan, hingga empor atau senjata yang menggunakan dua gagang.

BACA JUGA: Brimob Tewas Dihajar Senjata Tajam di Hari Bhayangkara

Beberapa di antaranya menggunakan peredam suara. Terdapat pula gambar scorpio di gagangnya. Warna senjata juga bervariasi. Antara lain, hitam, cokelat tua, cokelat muda, keemasan, dan hijau kombinasi silver.

Senjata-senjata tersebut, menurut dia, diedarkan ke beberapa wilayah di seluruh Indonesia. Yakni, Kalimantan, Sulawesi (Palu), Lampung, Jawa Timur (Probolinggo Dan Kediri), Bengkulu, Kalimantan Barat, dan Jakarta. ’’Hasil produksi dikirim ke tujuh wilayah Indonesia,’’ lanjut mantan penyidik itu saat didampingi Kapolsek Lowokwaru AKP Kuswara.

BACA JUGA: Habisi Dua Korban, Lantas Gantung Diri

Pola pemasaran senjata tersebut melalui online dan telepon. Untuk mengibuli para petugas, pelaku menggunakan merek Sharp Amazone, salah satu merek produksi senjata angin di Kediri. Dengan begitu, senjata itu terlihat resmi.

Terkait dengan pemasaran ke wilayah-wilayah separatis di Indonesia, pihaknya menuturkan masih mendalami kemungkinan tersebut. ’’Ya senjata ini memang bisa membunuh orang. Karena itu, kami dalami,’’ katanya. Perbuatan ilegal tersebut dianggap melanggar pasal 1 (1) UU Darurat Nomor 12 Tahun 1951 dan atau pasal 120 (1) UU Industri Nomor 3 Tahun 2014. ’’Pelaku diancam 20 tahun hingga seumur hidup,’’ tuturnya.

Sementara itu, bahan-bahan kebutuhan rakit senjata didatangkan Djuli dari Kediri dan Surabaya. ’’Gagangnya dari Surabaya, sedangkan popor dari Kediri,’’ ungkapnya sembari dibawa lari memasuki ruang penyidik Polsek Lowokwaru kemarin. Harga senjata tersebut bervariasi. Yakni, Rp 350 ribu hingga Rp 1,5 juta. Dia juga menjelaskan bisa merakit senjata karena pernah bekerja di salah satu tempat produksi senjata di Pare, Kediri.

Di sisi lain, rumah pelaku kemarin terlihat sepi. Rumah lantai dua itu dipagari police line. Mistin, salah satu tetangga, tidak berani banyak bercerita tentang adanya produksi senjata tersebut. ’’Setahuku dia sudah lama membuatnya, tetapi kapannya saya tidak tahu,’’ tuturnya sambil buru-buru meminta izin karena mau salat.

Tetangga pelaku tersebut ternyata merasa jengkel dengan peoduksi senjata itu. Sebab, menurut wanita asal Surabaya tersebut, kegiatan itu sangat mengganggu. ’’Kalau mencoba senjata, dia tidak tahu waktu. Malam-malam senjata dicoba. Anak saya sering kaget saat tidur,’’ katanya. Bahkan, dia pernah membanting pintu karena merasa sangat jengkel.

Menurut dia, produksi biasanya dimulai sekitar pukul 07.00 pagi dan baru berhenti sekitar pukul 17.00. ’’Tetapi, malamnya juga ada yang kerja lembur,’’ tambahnya. Dia menambahkan, pembeli yang sering datang hanya menggunakan motor biasa saat membawa senjatanya. ’’Pembeli biasanya parkir di sini,’’ ungkapnya sambil menunjuk ke halaman rumah. (her/JPNN/mas/c20/bh)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Takut Ketahuan Selingkuh, Bayi Dijual Rp 8 Juta


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler