jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Arief Poyuono tak mempersoalkan hasil survei terbaru Centre for Strategic and International Studies (CSIS) yang menempatkan elektabilitas Joko Widodo - Ma'ruf Amin masih jauh di atas pesaingnya Pabowo Subianto - Sandiaga Uno.
Berdasar hasil survei pada 15-22 Maret di 34 provinsi, selisih elektabilitas antara Jokowi - Ma’ruf dengan Prabowo - Sandi di angka 18,1 persen. Elektabilitas paslon 01 berada di angka 51,4 persen, sedangkan tingkat keterpilihan paslon 02 adalah 33,3 persen.
BACA JUGA: Fadli Zon Soal Nenek Irah: Reaksi Pak Prabowo Spontanitas, Bukan Rekayasa
“Biar saja nanti Jokowi - Ma'ruf hanya jadi capres dan cawapres terpilih oleh lembaga survei di Indonesia," ucap Arief kepada JPNN, Kamis (28/3).
BACA JUGA: Begini Komentar Fadli Zon soal Hasil Survei CSIS
BACA JUGA: Mahfud MD Sebut Ajakan Golput Tak Bisa Dipidana
Dia menyebutkan, kemenangan mengejutkan Prabowo - Sandi atas Jokowi - Ma'ruf dalam Pilpres 17 April 2019, akan menghasilkan satu pecundang lainnya yaitu lembaga-lembaga survei yang gemar memenangkan pasangan yang diusung Koalisi Indonesia Kerja itu.
Menurut Arief, banyak lembaga survei mengambil sampel di daerah pemilihan yang sudah dipetakan dalam Pilpres 2014 sebelumnya. Selain itu, jajak pendapat yang dilakukan menyepelekan pendukung Prabowo yang diam dan cenderung menghindari survei.
BACA JUGA: DPR: Masyarakat Anggap Pilpres Lebih Penting Dibanding Pileg
Kemudian, mayoritas pollster juga tidak mengetahui kemarahan masyarakat karena daya beli mereka semakin menurun, sementara pekerja asing dari Tiongkok membanjir.
“Kami sih senang-senang saja lembaga survei pada memberikan angin surga buat Kang Mas Joko Widodo. Wajar, wong para pemilik lembaga itu pada diundang ke Istana tahun lalu oleh Kang Mas Joko Widodo," tandasnya.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polri Bantah Pendataan Dukungan Masyarakat di Pilpres 2019 Bermuatan Politik
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam