Gerindra Pesimistis dengan Pertumbuhan Ekonomi 2018

Minggu, 21 Mei 2017 – 09:44 WIB
Heri Gunawan. Foto: dok/JPG

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR dari Fraksi Gerindra Heri Gunawan pesimistis pertumbuhan ekonomi 2018 bakal mencapai target hingga 6,1 persen, seperti yang dipaparkan Menteri Keuangan Sri Mulyani kepada DPR, Jumat (19/5) kemarin.

Dia menilai pidato terkait pertumbuhan ekonomi tersebut hanya lips service. Bagi rakyat, katanya, tidak soal berapa pun angkanya.

BACA JUGA: 3 Tantangan Utama Perekonomian Indonesia Tahun Depan

"Pendeknya, pertumbuhan ekonomi harus berkualitas. Kembali lagi, pemerintah menyodorkan sebuah proposal pertumbuhan ekonomi yang ambisius hingga ditaksir mencapi 6,1 persen. Pertanyaan besarnya, pertumbuhan itu berkualitas tidak, atau justru kembali memble?" kata Heri dalam pernyataan tertulis, Minggu (21/5).

Dari data yang ada, pada tahun 2015 ekonomi nasional hanya tumbuh 4,79 persen, tahun 2016 sebesar lima persen, dan pada tahun 2017 diprediksi mencapai 5,2 persen. Sayangnya, pertumbuhan itu menurutnya kurang berkontribusi besar terhadap persoalan bangsa.

BACA JUGA: Indonesia Favorit Investor, Dana Asing Masuk Rp 105 Triliun

"Pengangguran cenderung naik, kemiskinan makin dalam, dan ketimpangan masih menganga," tegas politikus asal Jawa Barat ini.

Dia menyorot dari sudut pengangguran, jika dibandingkan dengan angka tahun 1986 yang hanya 2,7 persen, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) meningkat menjadi 5,61 persen pada tahun 2016 atau naik hampir 3 persen. Dibandingkan dengan sebelum krisis 1998 yang hanya 5,61 persen, rata-rata TPT pasca krisis meningkat drastis menjadi 7,94 persen.

BACA JUGA: Properti Belum Berkontribusi Signifikan pada Pertumbuhan Ekonomi

"Artinya, pertumbuhan yang ada selama ini belum memberi perbaikan yang signifikan atas masalah pengangguran," sebut Heri.

Pada sudut kemiskinan, periode sebelum pemerintahan Joko Widodo, tingkat kedalaman kemiskinan ada pada angka 1,75 (tahun 2014). Namun, pada tahun 2015 memburuk menjadi 1,97 pada tahun 2015 dan 1,94 pada tahun 2016.
Lebih jauh, kedalaman kemiskinan di desa masih lebih parah dibandingkan dengan daerah perkotaan. "Kemiskinan di luar Pulau Jawa melebihi kemiskinan nasional sebesar 10,86 persen," ujar Heri.

Karena itu ke depan, politikus asal Jawa Barat ini meminta Menteri Keuangan mampu menghadirkan ekonomi yang tidak saja tumbuh tinggi. "Namun harus bisa berkontribusi bagi masalah bangsa," tandasnya. (fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Neraca Perdagangan Hanya Naik Tipis


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler