JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan, "turbulensi politik" selama dua pekan terakhir sebenarnya merugikan pemerintah"Mestinya sejak awal presiden menjelaskan langsung keinginannya
BACA JUGA: Ratu Atut Lantik Ibu Tiri Jadi Wakil Bupati
Bagaimanapun, itu masalah rumah tangga koalisi sendiriWalaupun utusan SBY pernah mengajak bergabung di koalisi, Fadli menegaskan, Gerindra sama sekali tidak merasa tertipu
BACA JUGA: Imam Masjid Tilep Dana Money Politics
Menurut dia, partainya tidak pernah meminta atau berharap ditarik ke kabinetSikap menolak usul hak angket mafia pajak, tegas Fadli, murni lahir dari pemikiran Gerindra
BACA JUGA: Gugatan Pilkada Nias Utara-Nias Barat Ditolak
"Sebetulnya yang sangat memerlukan reshuffle itu siapa sih, tentunya kan presidenKami ini pada posisi pihak yang diajak," ujarnya.Dia menuturkan, pascasidang paripurna yang "mengandaskan" usul hak angket, memang ada utusan langsung dari Presiden SBY yang bertemu Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo SubiantoUtusan tersebut mengajak Gerindra untuk memperkuat koalisi dengan menempatkan kadernya di kabinet"Gerindra tidak pada posisi proaktifBahkan, ketika diajak itu, kami mengajukan persyaratan," ungkap Fadli.
Syarat itu adalah pemerintah mau menerima platform Gerindra, yakni ekonomi kerakyatanDi sektor pertanian, misalnya, Gerindra menuntut program terobosan seperti mencetak lahan sawah secara besar-besaran dan menghapus kebijakan yang membebaskan bea masuk impor terhadap sejumlah produk pangan.
"Jadi, belum sampai keputusan akan bergabungKami tidak pernah memutuskan akan bergabung dengan pemerintahBahasanya kan selalu kami pertimbangkan," katanya, lantas tertawa(fal/dyn/bay/pri/c10/tof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tifatul Salahkan Politisi Senayan
Redaktur : Tim Redaksi