jpnn.com, JAKARTA - Sebanyak 20 saluran irigasi tersier yang tersebar di 7 kecamatan di kabupaten Gianyar, Bali akan diperbaiki pada 2021 ini.
Meski tidak ada lahan pertanian yang kekeringan, stabilitas debit air menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gianyar.
BACA JUGA: Program RJIT Kementan Terbukti Memberikan Dampak Positif
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan keberhasilan peningkatan produksi pangan ini ditentukan lancarnya pasokan air irigasi yang berfungsi dengan baik.
“Dengan melakukan perbaikan dan peningkatan fungsi jaringan irigasi maka layanan irigasi ini diharapkan mampu menambah luas areal tanam, sehingga produktivitas pertanian pun meningkat," ujar Mentan SYL, Kamis (1/4).
BACA JUGA: Kegiatan RJIT Kementan Meningkatkan Luas Areal Tanam di Sukabumi
Menurutnya, pengelolaan air irigasi dari hulu (upstream) sampai dengan hilir (downstream) memerlukan sarana dan prasarana irigasi yang memadai.
"Sarana dan prasarana tersebut dapat berupa bendungan, bendung, saluran primer, saluran sekunder, boks bagi, dan saluran tersier serta saluran tingkat usaha tani," ujar Mentan SYL.
BACA JUGA: Alhamdulillah, RJIT PSP Kementan Bikin Produksi Pertanian di Sigi Meningkat
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy menjelaskan, Program Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) diutamakan pada lokasi yang telah dilakukan survei, investigasi dan desain (SID) pada tahun sebelumnya.
Menurutnya, diutamakan pula pada daerah irigasi yang saluran primer dan sekundernya dalam kondisi baik. Tujuannya, untuk meningkatkan Indeks Pertanaman Padi sebesar 0,5.
"Kegiatan RJIT ini diarahkan pada jaringan irigasi tersier yang mengalami kerusakan yang terhubung dengan jaringan utama (primer dan sekunder). Juga untuk yang memerlukan peningkatan fungsi jaringan irigasi untuk mengembalikan atau meningkatkan fungsi dan layanan irigasi. Serta untuk jaringan irigasi desa," papar Sarwo Edhy.
Untuk kriteria lokasi, kegiatan RJIT dilaksanakan pada jaringan tersier di daerah irigasi sesuai kewenangan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, maupun pemerintah kabupaten/kota, dan irigasi pada tingkat desa yang memerlukan rehabilitasi atau peningkatan.
Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan dalam kriteria lokasi.
Di antaranya lokasi diutamakan pada jaringan irigasi yang tersiernya mengalami kerusakan dan/atau memerlukan peningkatan.
Kemudian, jaringan irigasi primer dan sekunder dalam kondisi baik dengan sumber air yang tersedia dan dibuktikan dengan surat keterangan dari dinas/balai lingkup pengairan.
"Selain itu, juga harus tersedia sumber air apabila berada pada jaringan irigasi desa, dan lokasi dilengkapi dengan koordinat (LU/LS - BT/BB)," pungkasnya.
Kabid Sarana Prasarana Pertanian I Nyoman Tri Budi mengungkapkan guna mempercepat aliran air ke lahan subak, irigasi diperbaiki agar tidak ada lahan pertanian mengalami kekeringan.
“Kondisi saluran irigasinya parah sekali, hingga debit airnya mengecil, beruntung belum ada sampai kekeringan,” ungkapnya.
Menurutnya, perbaikan saluran irigasi ini paling banyak ada di kecamatan Tegalalang dan Payangan.
Hal ini karena terkait dengan luas lahan pertanian, minimal 50 hektare dengan anggaran sebesar Rp 1,5 miliar.
“Kondisinya saat ini parah, karena kita perbaikan saluran irigasi langsung ke pemilik lahan, karena debit air makin tahun makin terun,” ungkapnya.
Selain perbaikan saluran irigasi, pihak Dinas Pertanian juga memberikan bantuan pembuatan dua dam parit, serta pembuatan saluran irigasi perpipaan di dua desa, yakni subak Temsi Kecamatan Ganyar dan di subak Klusa Kecamatan Payangan.
Serta ada juga jalan usaha tani, untuk empat subak di desa Bakbakan Gianyar. Yakni subak Angkling, Babakan, Leba dan Sema.
“Anggarannya per unit untuk jalan usaha Rp 195 juta, dan dam parit Rp120 juta. Semua sifatnya bansos,” jelasnya.
Semua dana bansos tersebut bersifat swakala. Pengelolaannya diserahkan kepada kelompok tani dalam hal ini subak.
Untuk menghindari penyelewangan dana administrasi yang diterapkan sangat ketat dan pihak pertanian memberikan pendampingan teknis.
“Tidak ada tender, semua diserahkan kepada subak. Pihak pertanian hanya mengontrol dan memberikan pendampingan teknis agar perbaikan sesuai keinginan,” pungkasnya. (*/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy