Giliran DPD Dikritisi Soal Rumah Aspirasi

Rabu, 04 Agustus 2010 – 21:13 WIB

JAKARTA - Meski Rumah Aspirasi belum terealisasi, namun selama ini hanya DPR saja yang dihujani kritikPadahal, Dewan perwakilan Daerah (DPD) juga punya Rumah Aspirasi

BACA JUGA: Megawati: Rumah Aspirasi Repotkan Rakyat



Bahkan DPD sudah  membangunnya dengan anggaran Rp 40 miliar di setiap provinsi
Pengamat Politik dari Universitas Indonesia (UI), Bony Hargens menilai DPD sebagai salah satu institusi yang tidak peka terhadap kondisi masyarakat

BACA JUGA: Kata Mega, Voting Tidak Sesuai Pancasila

“Anggaran untuk rumah aspirasi cukup Rp5 miliar dan sisanya dialihkan untuk hal lain yang dibutuhkan masyarakat seperti,” ujar Boni di Jakarta, Rabu (4/8).

Boni menegaskan bahwa yang terpenting dari keberadaan rumah aspirasi adalah fungsinya
"Jadi bukan bangunan gedungnya

BACA JUGA: Megawati: Negeri ini Memang Kacau Balau

Gedung mewah belum tentu bermanfaat jika aspirasi masyarakat tidak bisa tersalurkanSebaliknya, gubuk reot akan lebih bermanfaat jika anggota DPD bisa menyalurkan aspirasi konstituennya," tandas Boni.

Ditambahkannya bahwa kalau saja para anggota DPD sedikit punya empati pada masyarakat di daerahnya, maka saat inilah kesempatan terbaik bagi setiap anggota DPD untuk membantu daerahnyacaranya, dengan mengalihkan dana pembangunan Rumah Aspirasi untuk pembangunan sarana kesehatan, pendidikan dan lainnya.

“Melalui keputusan sidang Paripurna, sebenarnya DPD bisa meminta DPR untuk memperkecil anggaran biaya pembangunan Rumah Aspirasi menjadi Rp5 miliar dan sisanya dialihkan untuk hal lain yang dibutuhkan masyarakat,” jelasnya.

Ditegaskan pula, bangunan mewah untuk politisi tidak perlu dibangun jika pada akhirnya hanya menambah beban ekonomi masyarakatApalagi, belum tentu aspirasi dari masyarakat bisa efektif diperjuangkan di parlemen"Ini ibarat mempersenjatai Hansip dengan pesawat tempurSia-sia saja," ulasnya.

Penilaian serupa juga dilontarkan Direktur Monitoring, Advokasi, dan Jaringan Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK), Ronald RofiandriMenurutnya, masyarakat tidak membutuhkan Rumah Aspirasi"Kalau membangun rumah sakit, itu memang mahal karena membutuhkan peralatan yang canggih dan mahalTapi kalau hanya untuk membangun rumah aspirasi sampai Rp 40 miliar, saya rasa tidak perlu semahal itu," tukasnya.(fas/awa/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... SHS Menang 1 Putaran


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler