jpnn.com, SYDNEY - Anthony Sinisuka Ginting ngotot pengin juara di Australian Open 2019 yang digelar mulai hari ini (Selasa, 4/6) di Quaycentre, Sydney.
Tahun ini, Ginting memang belum meraih gelar. Di Australian Open kali ini peluangnya cukup terbuka. Musuh-musuh top seperti Kento Momota, Shi Yuqi, dan Chen Long absen. Dia diunggulkan di tempat kedua. Satu-satunya lawan yang peringkatnya lebih tinggi adalah Chou Tien-chen (Taiwan).
BACA JUGA: Fajar / Rian Dapat Beban Berat di Australian Open 2019
Rasa penasaran juga membuat Ginting makin termotivasi. Ketika kualifikasi Olimpiade 2020 dibuka di New Zealand Open April lalu, dia hanya sampai perempat final. ''Pokoknya kali ini harus juara. Kesempatannya ada,'' tegas Ginting.
Meski begitu, dia berjanji akan tetap berhati-hati. Dia tidak mau meremehkan siapa pun. "Dilihat dari lawan, babak pertama ketemu Korea. Tidak gampang juga. Lalu dari situ sampai seterusnya juga tidak mudah,'' ucap pemain 22 tahun tersebut. ''Jadi fokus babak pertama dulu. Saya melihatnya (harus) satu-satu dulu," imbuh juara China Open 2018 tersebut.
BACA JUGA: Respons Hendry Saputra soal Prestasi Tunggal Putra PBSI
Di Australian Open, Indonesia diwakili tiga tunggal putra. Selain Ginting, ada Jonatan Christie, Tommy Sugiarto, serta Shesar Hiren Rhustavito. Jojo—sapaan Jonatan—ada di unggulan ketiga. Langkahnya diprediksi sangat mulus hingga perempat final. Sebab, di babak pertama besok (5/6), dia ''hanya'' menghadapi Lu Guangzu, pemain Tiongkok yang menempati peringkat 19.
(Baca Juga: Jatah Dua Ganda Campuran di Olimpiade 2020 Harus Terisi)
BACA JUGA: Ada Peran Anthony Ginting di Balik Keberhasilan Tiongkok Juara Sudirman Cup 2019
Jika lolos, Jojo bakal ditantang pemain jebolan kualifikasi. Barulah di delapan besar, ada kemungkinan dia bakal berhadapan dengan mantan juara dunia Lin Dan. Meski saat ini peringkatnya jauh di bawah Jojo (Lin kini peringkat 16 dunia), Jojo jarang beruntung jika bertemu peraih emas Olimpiade 2008 dan 2012 tersebut.
Sementara itu, ambisi pelatih tunggal putri Rionny Mainaky untuk membawa anak didiknya jadi juara sudah pasti tidak akan mudah. Malah bisa dibilang impossible. Sebab, berbeda dengan tunggal putra, para pemain top berdatangan di event berlevel super 300 ini. Sebut saja Chen Yufei (peringkat 2 dunia), Nozomi Okuhara (3), Pusarla V. Sindhu (4), dan Ratchanok Intanon (7).
Rionny sangat kecewa dengan hasil sektor asuhannya di Piala Sudirman. Dari empat laga, Gregoria Mariska Tunjung dan Fitriani hanya menang sekali. Meskipun dikepung nama-nama besar, dia tetap ingin anak buahnya pasang target juara. Kalaupun sulit, setidaknya mindset mereka siap melaju hingga semifinal. "Kemarin sebelum Piala Sudirman sudah saya latih keras. Jadi saat kembali tinggal nyambung," kata Rionny.
Dari hasil drawing, tiga pemain Indonesia berpotensi bertemu di babak awal. Kata Rionny, ini bisa mempermudah langkah Gregoria dkk ke babak tinggi. Namun, tetap saja dia tidak melihatknya sebagai hal yang menguntungkan. "Untuk target juara memang enak karena banyak bertemu teman sendiri. Tapi kalau disebar lebih enak, karena bisa saling mendukung," imbuh eks pelatih ganda putra Jepang itu. (gil/na)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sudirman Cup 2019: Penyesalan Ginting dan Lucky Ball Momota
Redaktur : Tim Redaksi