jpnn.com, JAKARTA - Rencana Kepala BNP2TKI Nusron Wahid membuka kembali penempatan tenaga kerja Indonesia (TKI) sektor pekerja rumah tangga (PRT) di negara-negara Timur Tengah mendapat sambutan positif.
Salah satunya dari kalangan pengusaha penempatan dan pelatihan pekerja migran Indonesia.
BACA JUGA: 2.700 TKI Ternyata Duduk di Bangku Kuliah
Sebelumnya, Nusron mengatakan bahwa Indonesia akan menempatkan sekitar 30 ribu PRT setiap bulan di Riyadh, Mekah, Madinah, dan Qatar.
“Kami sedang mempersiapkan formalisasi yang bagus. Tak lama lagi kita tempatkan PRT di negara-negara itu,” tutur Nusron.
BACA JUGA: Lama di Malaysia, TKI Lupa Lirik Indonesia Raya
Direktur PT Global Al Wakil Indonesia Aulia Febrina pun menyambut baik rencana itu.
“Ini adalah langkah nyata dalam mengantisipasi keberangkatan TKI ilegal yang jumlahnya mencapai 5-10 ribu orang setiap bulan sejak diberlakukannya moratorium TKI Timur Tengah pada Mei 2015,” kata Febrina, Kamis (24/5).
BACA JUGA: Duit Kiriman TKI Mengucur Rp 12,3 Miliar
Selain perbaikan ketentuan dan prosedur formalisasi yang bagus, diperlukan peningkatan sistem perlindungan terhadap TKI.
Dengan demikian, berbagai persoalan yang melatarbelakangi kebijakan penghentian pengiriman TKI ke Timur Tengah tidak terulang.
Misalnya, indikasi trafficking (perdagangan) antarnegara atau banyaknya TKI tidak dapat pulang karena dilarang majikan meskipun masa kontrak telah habis.
"Peningkatan sistem perlindungan TKI setidaknya mencakup tata kelola yang baik, dari pelatihan peningkatan keterampilan, sertifikasi, proses pengiriman, hingga penempatan TKI di negara-negara penempatan," tambah Febrina.
Oleh karena itu, dalam rangka memberikan dukungan nyata terhadap upaya dan rencana pemerintah, Global Alwakil Indonesia telah membangun kerja sama dengan pemerintah-pemerintah daerah untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian calon TKI di daerah-daerah asal mereka.
Upaya ini diinisiasi dengan memfasilitasi investasi lembaga pelatihan dengan pemerintah daerah Nusa Tenggara Barat melalui Global Alwakil Indonesia.
Pemanfaatan balai latihan kerja (BLK) di berbagai daerah asal TKI tidak hanya untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kerja calon pekerja.
Lebih dari itu, juga untuk meningkatkan kesadaran TKI atas perlindungan dirinya sejak tahap persiapan hingga penempatan mereka di negara penerima.
Pelatihan yang baik adalah awal perlindungan yang baik. Upaya serius ini adalah sebuah inisiatif untuk mendorong lembaga-lembaga rekrutmen tenaga kerja di Timur Tengah untuk menunjukkan keseriusan mereka dalam membantu terbangunnya sistem perlindungan TKI.
Selain pelatihan, Global Alwakil Indonesia juga telah membangun sistem teknologi dan sumber daya untuk menjadi mitra pemerintah dalam memaksimalkan tata kelola penempatan TKI ke Timur Tengah. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Didesak Perbaiki Tata Kelola TKI di Timur Tengah
Redaktur : Tim Redaksi