GMP-AM Gagas Parlemen sebagai Episentrum Berantas Korupsi

Selasa, 26 Mei 2009 – 16:51 WIB
JAKARTA - Ketua Umum Gerakan Masyarakat Peduli Akhlak Mulia (GMP-AM), HM Irsyad Sudiro, mengajak seluruh anggota DPR, DPD dan MPR RI untuk menjadikan komplek Parlemen Senayan sebagai episentrum pemberantasan korupsi.

"Negara ini sudah dicemooh oleh berbagai belahan dunia karena gagal dalam memberantas korupsiUntuk itu, saya mengajak seluruh anggota parlemen (DPR, DPD dan MPR) untuk punya tekad bersama demi menjadikan institusi parlemen sebagai episentrum pemberantasan korupsi," tegas Irsyad Sudiro, usai bertemu dengan Ketua DPD Ginandjar Kartasasmita, di Senayan, Jakarta, Selasa (26/5).

Selama ini, kata Irsyad, berbagai kasus korupsi dipersepsi masyarakat bermula dari parlemen ini

BACA JUGA: Tangani Sindikat Pemeras, Perwira Polisi Ditangkap Memeras

Jika tidak ada upaya untuk merubah persepsi negatif ini dari masing-masing anggota parlemen, maka persepsi masyarakat tersebut sulit untuk dirubah.

Mengikis korupsi, katanya pula, harus dimulai dari kebersihan dan keelokan hati masing-masing individu
"Hal itulah yang dicita-citakan oleh Gerakan Masyarakat Peduli Akhlak Mulia," kata Irsyad yang juga Ketua Badan Kehormatan (BK) DPR itu.

"Cita-cita tersebut juga sangat dihargai oleh DPD

BACA JUGA: Juni, PNS Bisa Nikmati Gaji ke-13

Bahkan Ginandjar Kartasasmita, baik sebagai Ketua DPD maupun pribadi, menyatakan turut mendukung cita-cita GMP-AM ini," tegasnya.

Di tempat yang sama, anggota DPD asal Kepri, Aida Ismet Abdullah menegaskan, inilah saat yang paling tepat bagi bangsa dan negara ini untuk memberantas korupsi
"Jika ditunda-tunda terus, maka selama itu pula kebodohan dan kemiskinan yang bersumber dari korupsi akan terus menyelimuti bangsa ini," ujar Aida.

Menjelaskan soal merebaknya perilaku korupsi hingga ke daerah-daerah dengan kualitas korupsi yang tidak kalah dari pusat, Aida menyebut bahwa hal itu bisa terjadi karena sistem yang selama ini memang keliru

BACA JUGA: Mendagri Warning Daerah Pemekaran yang Gagal

"Sistem yang berlaku saat ini memberi peluang bagi siapapun untuk mengabaikan (yang) hak dan bathilKarena itu, kita harus membangun sebuah sistem yang mengarah pada sebuah konstruksi budaya malu," ujarnya.

Dengan sistem yang demikian katanya, maka ruang bagi koruptor akan makin sempitKhusus untuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Aida kembali mengingatkan agar secara konsisten tetap mengarahkan perhatiannya ke daerah-daerah(fas/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Australia Dukung Kepemimpinan Perempuan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler