GNPF Ulama dan PA 212 Cs Bergerak, Edward Candra Meminta Jangan Anarkistis

Kamis, 18 Maret 2021 – 17:45 WIB
Ormas Islam OKU bertemu dengan Plh Bupati OKU, Edward Chandra, guna meminta pemerintah menutup tempat hiburan malam, di Baturaja, Sumatera Selatan, Kamis. ANTARA/Edo Purmana

jpnn.com, BATURAJA - Sejumlah organisasi kemasyarakatan (Ormas) Islam Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan bergerak menemui Plh Bupati OKU Edward Chandra, Kamis (18/3).

Dalam pertemuan itu mereka mendesak Plh Bupati OKU Edward Candra bertindak tegas dan segera menutup tempat hiburan malam di wilayah itu yang diduga menjadi sarang maksiat.

BACA JUGA: KPK Geledah Rumah Bupati Bandung Barat terkait Dugaan Korupsi Bansos Covid-19

Ormas-ormas Islam itu terdiri dari Gerakan Nasional Pengawal Fatwa atau GNPF Ulama, FUI, PA 212, Relawan Laskar Islam dan Bang Japar OKU.

"Penutupan tempat usaha di antaranya karaoke, panti pijat, salon atau spa plus-plus, dan warung remang-remang ini karena diduga menjadi tempat sarang maksiat," kata Koordinator Ormas Islam OKU Alikhan di Baturaja.

BACA JUGA: 9 Tahun Buron, Muhammad Latuconsina Tertangkap di Yogyakarta

Alikhan menyatakan bakal mengerahkan seluruh laskar ormas dan umat Islam untuk menutup seluruh usaha yang dijadikan tempat maksiat dan sarang peredaran narkoba, jika pemda tidak segera menutupnya.

"Masyarakat OKU sudah lama resah dengan banyaknya tempat hiburan malam khususnya kafe dan panti pijat yang beroperasi di Baturaja ini," tegasnya Alikhan.

BACA JUGA: Terduga Teroris Kelompok Fahim Berlatih di Gunung Bromo, Mereka Sudah Merencanakan Aksi

Sementara itu, Sekretaris GNPF Ulama Muslim OKU Baijuri menegaskan berdasarkan hasil investigasi, tempat-tempat usaha tersebut sudah disalahgunakan sebagai sarana transaksi s*ks, penyedian minuman keras dan kemaksiatan lain.

"Bahkan, tempat-tempat maksiat di Baturaja ini sudah terkenal hingga ke Provinsi Lampung," ungkap Baijuri.

Oleh karena itu, dia meminta Pemkab OKU menutup paksa tempat hiburan malam tersebut supaya tidak mengganggu ketenteraman masyarakat di wilayah tersebut.

"Tidak ada gunanya jika hanya dilakukan razia karena pasti bocor. Kami minta agar segera ditutup apalagi sebentar lagi memasuki bulan suci Ramadan," tegas Baijuri.

Menanggapi desakan ormas-ormas Islam itu, Plh Bupati Candra meminta para ulama agar bersabar dan menahan diri dengan tidak melakukan tindakan anarkistis menutup tempat hiburan malam.

"Permasalahan ini akan segera kami tindaklanjuti dengan melakukan koordinasi bersama instansi terkait, di antaranya Polres, Dandim, Kejari, termasuk DPRD guna membahas masalah ini," ujar Edward Candra.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler