jpnn.com, JAKARTA - Go-Pay menjalin kerja sama dengan Institut Musik Jalanan (IMJ) sebagai cara untuk menyejahterakan musisi jalanan, Kamis (20/6).
IMJ sendiri merupakan sekolah musik yang diinisiasi oleh Andi Malewa sejak 2014 lalu.
BACA JUGA: Pendapatan Rata-Rata Mitra Go-Ride Rp 3,4 Juta, Go-Car Rp 3,8 Juta
Melalui kerja sama itu Go-Pay menjadi uang elektronik pertama yang bermitra dengan musisi jalanan melalui pengenalan metode pembayaran nontunai QR code.
BACA JUGA: Pendapatan Rata-Rata Mitra Go-Ride Rp 3,4 Juta, Go-Car Rp 3,8 Juta
BACA JUGA: Go-Jek Berkontribusi Rp 44,2 Triliun Terhadap Perekonomian Indonesia
“Go-Pay ingin agar lebih banyak lapisan masyarakat yang bisa terbiasa memanfaatkan teknologi pembayaran nontunai dan merasakan kemudahannya di kehidupan mereka,” kata CEO Go-Pay Aldi Haryopratomo.
BACA JUGA: GoJek dan Go-Pay Gandeng Pemprov Jabar
Dia menambahkan, pihaknya memiliki misi untuk membangun perekonomian Indonesia dari piramida paling bawah.
“Selain itu, memberdayakan sektor informal melalui akses terhadap layanan keuangan, termasuk untuk para musikus jalanan,” imbuhnya.
Sejak kode QR diperkenalkan pertama kali pada April 2018, Go-Pay telah mencatat adanya pertumbuhan transaksi di luar layanan aplikasi Go-Jek yang mencapai 25 kali lipat.
Sepanjang tahun 2018 terjadi kenaikan jumlah pengguna aktif Go-Pay sebanyak 90 persen.
“Berdasarkan tiga riset berbeda, yaitu dari Financial Times, DailySocial bersama OJK, dan YouGov selama tahun 2018-2019, Go-Pay telah menjadi salah satu metode pembayaran yang paling banyak digunakan masyarakat,” kata Aldi.
Pada tahap pertama kerja sama, terdapat lebih dari 80 musikus jalanan, baik individu maupun grup di bawah naungan IMJ yang akan mendapatkan QR code dan dipasangkan pada alat musik mereka.
Dengan pemasangan QR code itu, musikus jalanan dapat mengakses pendataan transaksi harian dengan lebih mudah.
Musisi jalanan juga dapat melakukan perencanaan untuk mengatur pengeluaran harian, termasuk pemasukan dan penarikan tunai.
Pendiri IMJ Andi Malewa menyambut hangat kolaborasi dengan Go-Pay. Dia menjelaskan, selama ini musisi jalanan masih mendapat stigma negatif di mata masyarakat.
“Namun di IMJ, selama hampir lima tahun terakhir kami terus berusaha membantu mereka untuk meningkatkan kualitas hidup mereka melalui beragam pelatihan yang dilakukan secara rutin,” ujar Andi.
Dia berharap melalui kolaborasi itu musisi jalanan bisa mendapatkan edukasi keuangan digital serta akses lebih luas ke ruang untuk berkarya dengan memanfaatkan ekosistem Go-Jek.
“Dengan demikian, stigma negatif pada musikus jalanan mulai berubah sekaligus meningkatkan taraf dan kualitas hidup mereka,” jelas Andi. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Membedah Plus dan Minus Regulasi Anyar Tarif Ojek Online
Redaktur & Reporter : Ragil