jpnn.com, BALIKPAPAN - Go-Jek menyumbang Rp 423 miliar terhadap perekonomian masyarakat di Kota Balikpapan pada 2018 lalu.
Hal itu terkuak berdasarkan hasil riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) yang meneliti penghasilan para mitra Go-Jek, baik layanan Go-Ride, Go-Car dan Go-Food.
BACA JUGA: Go-Jek Berkontribusi Rp 44,2 Triliun Terhadap Perekonomian Indonesia
Wakil Kepala LD FEB UI Paksi CK Walandouw mengatakan, kontribusi Go-Jek tersebut menunjukkan bahwa teknologi mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi.
BACA JUGA: Cara Jitu Pelindo Permudah Sistem Pembayaran
BACA JUGA: Membedah Plus dan Minus Regulasi Anyar Tarif Ojek Online
“Dari lapangan pekerjaan dan pendapatan masyarakat berdampak positif,” ucapnya di Aston Hotel Balikpapan, Rabu (19/6).
Dia menjelaskan, kontribusi yang dimaksud adalah pertambahan (penghasilan) karena teknologi dari Go-Jek.
BACA JUGA: Nama dan Logo Liga 1 2019 Diumumkan 11 Mei, Sponsor Utamanya Grab ya?
Total Rp 423 miliar itu didapat dari selisih keuntungan dahulu dan sekarang yang mereka dapat.
Misalnya, dahulu Rp 2 juta sekarang bisa Rp 4 juta. Dari selisih itu didapat angka Rp 423 miliar. Secara nasional, kontribusi Go-Jek mencapai Rp 44,2 triliun.
“Riset kami menunjukkan ada peningkatan pendapatan mitra yang berlanjut ke peningkatan daya beli sehingga berdampak pada perekonomian di Balikpapan,” kata Paksi.
Di sisi lain, Go-Ride menyumbang Rp 79 miliar dengan jumlah mitra yang menjadi mencapai 12 ribuan mitra.
Mitra pengemudi Go-Car berkontribusi senilai Rp 4 miliar dengan jumlah mitra Go-Car 1.700 mitra.
Sementara itu, mitra UMKM Go-Food memberikan sumbangsih senilai Rp 304 miliar.
Menurut dia rata-rata pendapatan mitra Go-Ride mencapai Rp 3,4 juta atau 1,3 kali lebih tinggi dibanding upah minimum kota (UMK) Balikpapan di 2018 yang senilai Rp 2,6 juta. Rata-rata pendapatan mitra Go-Car mencapai Rp 3,8 juta .
“Dalam riset kami, kami menanyakan berapa penghasilan mereka sebelum masuk ke ekosistem Go-Jek dan berapa setelah bergabung ke Go-Jek. Selisihnya itu yang kami sebut sebagai kontribusinya,” ujarnya.
Dia mengatakan, penelitian itu juga menunjukkan mitra pengemudi di Go-Jek merasakan manfaat bisa mengatur waktu kerja bisa lebih membiayai keluarga serta memiliki waktu lebih bersama keluarga.
Kendati demikian, pada jaminan sosial, masih belum banyak mitra Go-Jek yang menggunakannya.
Beberapa driver yang pekerjaannya serabutan dan yang hanya mengandalkan Go-Jek enggan menggunakan jaminan kesehatan yang sudah ditawarkan perusahaan.
“Alasannya mereka tidak ingin mengeluarkan uang, lebih baik ia simpan uangnya,” bebernya.
Paksi menjelaskan, riset tersebut dilakukan di sembilan kota, termasuk Balikpapan, dengan menggunakan metode kuantitatif melalui wawancara tatap muka.
Terkait peringkat ekonomi terbaik melalui hasil penelitian ini, Balikpapan berada di peringkat kedelapan dari sembilan kota yang disurvei.
Peringkat tersebut salah satunya dipengaruhi jumlah penduduk Kota Balikpapan yang hanya 550 ribu jiwa.
“Dari sembilan kota, Balikpapan berada di peringkat kedelapan yang perekonomiannya cukup baik dari hasil penelitian ini. Jumlah penduduk yang ada di Balikpapan juga menjadi salah satu faktor yang menentukan peringkat perekonomian dari sembilan kota tersebut, yakni sekitar 500 ribuan penduduk Kota Balikpapan,” paparannya.
Dia melanjutkan dibandingkan penelitian tahun 2017, kontribusi mitra Go-Ride ke perekonomian kota pempek tersebut naik hampir tujuh kali lipat.
Sementara itu, untuk pertumbuhan kontribusi mitra UMKM Go-Food naik lebih dari tiga kali lipat.
Dari hasil penelitian ini, mitra Go-Jek optimistis terhadap kemitraan di antaranya dapat menyejahterakan keluarga.
“Manfaat utama bermitra dengan Go-Jek adalah fleksibilitas mengatur waktu kerja dan mempunyai kesempatan untuk bekerja sambilan,” tuturnya. (aji/tom/k15)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tarif Ojek Online Naik, Permintaan Layanan Go-Jek Turun
Redaktur : Tim Redaksi