Golkar Anggap SBY Paling Populer

Firman: Realistis, Berduet Kembali

Kamis, 23 Oktober 2008 – 11:24 WIB
JAKARTA - Kendati sejumlah pengurus daerah Golkar menginginkan partainya memunculkan capres (calon presiden) sendiri, beberapa pengurus pusat tetap menginginkan duet SBY-Kalla yang majuKeinginan DPP Golkar mempertahankan duet tersebut diungkapkan Ketua Harian Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Golkar Firman Subagyo.  

Menurut Firman, kader Golkar seharusnya realistis dalam memandang Pemilu 2009

BACA JUGA: Pemerintah Siapkan Payung Hukum Desk Pemilu

Jika melihat kondisi Partai Golkar saat ini dan pada pemilu lalu, partai berlambang pohon beringin itu akan sulit menang jika mengajukan calon sendiri
’’Ini karena popularitas SBY sebagai presiden masih sulit disaingi kader Golkar mana pun

BACA JUGA: KPU Beber 253 Caleg Bermasalah

SBY sampai hari ini masih merupakan capres terpopuler menghadapi Pemilu 2009 mendatang,” tegas Firman.

Terkait dengan banyaknya kader Golkar yang menginginkan kadernya sendiri menjadi capres pada pemilu mendatang, Firman mengatakan bahwa hal itu sah-sah saja di era demokrasi ini
Menurut dia, UUD menjamin setiap orang berhak mencalonkan dan dicalonakan menjadi presiden

BACA JUGA: Pimpinan DPR Berdasar Suara Pemilu

’’Ya, kalau ada desakan bahwa capres harus dari orang dalam Golkar sendiri, itu sah sajaNamun, kita kan juga harus realistisKalau memang tidak bisa menang karena popularitas lawan lebih baik, maka dapat posisi nomor dua pun tidak jadi masalah,” ujar Firman.

Meski demikian, dia menambahkan bahwa keputusan tersebut belum finalJika menjelang Pemilu 2009 ada tokoh yang mampu menyaingi popularitas SBY dalam survei, Partai Golkar juga akan realistisMenurut Firman, tujuan utama Partai Golkar adalah memenangi pemilu legislatif dan pilpres’’Bisa saja kita dukung tokoh yang lebih hebat daripada SBY,’’ tandasnya

Ketika ditanya bagaimana jika ada kader Golkar yang tidak puas terhadap keputusan DPP untuk tetap mau menjadi nomor dua dan  kemudian berduet dengan pihak lain –seperti yang dilakukan Jusuf Kalla pada 2004, yang berduet dengan SBY dan bukan calon resmi Golkar– Firman mengatakan hal itu juga dibolehkan dalam sistem kenegaraanNamun, orang tersebut harus paham bahwa dalam Golkar sendiri ada sistem yang tidak membolehkan hal itu.

’’Jika ada orang yang mau melakukan langkah yang sama seperti yang kami (SBY-Kalla) lakukan di Pemilu 2004 lalu dengan maju bersama pihak lain, ya silakan sajaKita tidak mungkin bisa melarang ituTapi, dia harus tahu konsekuensi aturan partaiDia harus keluarKalau dia mau berisiko keluar dari Golkar karena itu, silakan sajaKalau dia yakin bisa menang dan mengambil alih Golkar seperti yang kami lakukan, ya silakan jugaTapi, jika tidak menang, mereka harus paham konsekuensinya,” tegasnya lagi.

Sementara itu, Ketua Fraksi Partai Demokrat Syarief Hasan dalam dialog kenegaraan di DPD, Jakarta, kemarin mengatakan bahwa SBY-JK adalah duet yang terbaik saat ini’’Di dunia olahraga itu ada istilah don’t change the winning teamJadi, ya kita pertahankan saja duet ini,” ujar Syarief.

Namun, menurut dia, the winning team itu harus dipertahankan selama lawan-lawannya adalah lawan-lawan lama yang telah dikalahkanJika ada lawan baru yang lebih kuat, hal itu menjadi tidak mutlak tentunyaKita juga harus mempertimbangkan apakah akan mempertahankan tim tersebut atau membongkarnya dengan menambahkan pemain baru yang lebih baikSemua itu akan kita putuskan setelah pileg,” tandasnya(cak/tof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jumlah Pemilih Susut Satu Juta


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler