Golkar Butuh Sosok Solidarity Maker

Rabu, 27 Januari 2016 – 16:13 WIB
Ketua DPP Partai Golkar Hasil Munas Ancol, Melki Laka Lena. FOTO: DOK.PRI for JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA – Partai Golkar saat ini membutuhkan sosok solidarity maker yang mampu menjadi jembatan perbedaan dan menjahit koyakan baju Golkar, melakukan cross cutting antar kubu dan kepentingan dalam menjalankan kembali kapal induk Golkar.

Ketua DPP Partai Golkar Hasil Munas Ancol, Melki Laka Lena di Jakarta, Rabu (27/1).

BACA JUGA: Jadi Justice Collaborator, LPSK Berharap Banyak yang Tiru Damayanti

Menurut Melki, proses penyatuan dan rekonsiliasi Golkar diyakini akan berjalan lebih lancar. Pasalnya, Ketua Umum DPP Partai Golkar Hasil Munas Ancol, Agung Laksono dan Ketua Umum DPP Partai Golkar Hasil Munas Bali Aburizal Bakrie (ARB) sudah menyatakan tidak maju lagi dalam munas yang sebentar lagi digelar.

Prosesnya dimulai dengan penyatuan pengurus di tingkat pusat berbasis DPP Partai Golkar  Munas Riau, pemilihan keanggotaan kader partai yang dipecat dari jabatan partai dan publik dan penetapan penyelenggara dan peserta yang melibatkan kedua belah pihak.

BACA JUGA: Ratusan Eks Gafatar Tiba di Banten, Begini Sikap Kapolda

“Soal kepesertaan tentu menjadi ganjalan serius. Salah satu cara paling demokratis dan adil tentu dilakukan Musda yang melibatkan kedua belah pihak dari tingkat II lalu tingkat I untuk mencari pemimpin baru yang menjadi peserta Munas yang digelar,” ucap Melki Laka Lena.

Menurut mantan Sekjen Pengurus Pusat PMKRI (Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia) ini, cara lain yang bisa dilakukan misalnya digabungkan kepengurusan kedua kubu dengan cara saling silang pengurus dan peserta Munas yang hadir sampai ke bilik suara harus mencerminkan akomodasi kedua kubu ini.

BACA JUGA: Adhyaksa: Mantan Anggota Gafatar Saudara Kita, Jangan Dianggap Pengungsi

Isu lain yang tidak kalah pentingnya terkait nakhoda Golkar ke depan. Dari banyak nama yang beredar sampai saat inni antara lain Agus Gumiwang Kartasamita, Idrus Marham, Zainudin Amali, Nurdin Halid, Aziz Syamsudin, Airlangga Hartarto, Priyo Budi Santoso, Agun Gunandjar Sudarsa, Indra Bambang Utoyo, Gusti Iskandar, dan Mahyudin.

“Harus diakui ada dua nama yang sudah bergerak selama ini lebih menonjol yaitu Ade Komarudin dan Setya Novanto. Dua nama terakhir ini dengan rekam jejak publik, Golkar dan jaringan yang dimilikinya lebih terlihat menggalang dukungan dari kedua kubu,” ujar Melki.

Melki menegaskan Ade Komarudin dan Setya Novanto atau siapapun yang nantinya dipilih dalam Munas mendatang harus jadi solidarity maker semua kekuatan dan eksponen Golkar. Dalam kondisi normal saja syarat utama ini wajib dilakukan apalagi dalam kondisi Golkar yang lagi pecah belah saat ini.

“Tidak boleh lagi Ketum DPP Partai Golkar terpilih misalnya Ade Komarudin atau Setya Novanto menjadi pemilik dan penentu tunggal kebijakan partai bersama kelompoknya. Ketum terpilih harus menjadikan Partai Golkar sebagai rumah bersama seluruh pengurus, kader, simpatisan dan seluruh rakyat Indonesia,” tegas Melki Laka Lena.(fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Akhirnya Politikus PDIP Ditunjuk Jadi Pimpinan Komisi I


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler