jpnn.com - JAKARTA - Riwayat Koalisi Merah Putih (KMP) sebagai kubu oposisi yang mampu mengimbangi pemerintah dinilai sudah berakhir. Kelompok yang tadinya menguasai parlemen secara sangat digdaya itu kini tidak berdaya lagi. Keputusan Golkar merapat ke pemerintah jadi penyebabnya.
Menurut analis politik Akar Rumput Strategic Consulting Dimas Oky Nugroho, sekarang KMP paling banter hanya bisa berteriak-teriak lantang tanpa mampu mempengaruhi kebijakan pemerintah. "KMP jadi seperti macan ompong. Bisa dikatakan, saat ini pemerintahan Jokowi nyaris tanpa ada oposisi di parlemen," kata , Rabu (18/5).
BACA JUGA: Jaksa Dilarang Ajukan PK, Kejagung: MK Hambat Penegakan Hukum
Seperti diketahui, Golkar dengan 91 kursi legislatifnya adalah partai terbesar di KMP. Mantan ketua umum partai beringin itu, Aburizal Bakrie pun dipercaya menjadi pemimpin Presidium KMP. Begitupun mantan Sekjen Golkar Idrus Marham yang dipercaya sebagai ketua pelaksana harian KMP.
Hengkangnya Golkar, yang diumumkan dalam Munaslub di Bali akhir pekan lalu, seakan menjadi paku terakhir di peti mati KMP. Sebelumnya, PAN dan PPP sudah lebih dulu mengucapkan selamat tinggal. Sementara PKS, meski tak pernah secara resmi menyatakan keluar dari KMP, sejak akhir tahun lalu sikapnya sudah semakin jinak ke pemerintah.
BACA JUGA: Harley Hasil Gratifikasi Milik Ojang Sudah Dibawa ke KPK
Bisa dikatakan saat ini anggota KMP hanya tinggal Partai Gerindra dengan 73 kursi DPR-nya. Jika ditambah PKS pun kursi KMP hanya berjumlah 113. Padahal, saat masih utuh, koalisi yang dibentuk jelang Pemilu Presiden 2014 itu menguasai 314 dari 560 kursi pemerintahan.
Di mata Dimas, Gerindra juga tidak punya kapasitas memadai untuk jadi motor oposisi. Padahal, untuk menjadi oposisi diperlukan kader-kader yang menguasai persoalan, pandai memainkan isu, dan penguasa forum dalam persidangan.
BACA JUGA: NGERI! Kapal Perang TNI AL Terbakar
"Secara institusi dan secara kapasitas kader, performa Gerindra di parlemen masih belum cukup teruji untuk menjadi oposisi yang disegani. Gebrakan mereka masih biasa-biasa saja,” imbuhnya.
Terkait analisa ini, anggota Fraksi Gerindra Ahmad Riza Patria mengaku masih optimis. Walau sendirian bukan berarti suara Gerindra tidak didengar.
Anak buah Prabowo Subianto ini mencontohkan saat polemik revisi UU KPK beberapa waktu lalu. Ketika itu, klaim dia, Gerindra adalah satu-satunya yang secara tegas menolak revisi.
"Waktu itu kan cuma Gerindra yang menolak. Tapi pemerintah justru mengikut Gerindra. Itu berarti, ukurannya bukan besar kecil. Jadi, kalau pun hari ini Gerindra sendirian di KMP, ya tidak masalah," ucapnya. (rmol/dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Apa Kabar Kasus Narkoba di Ruang Kerja Bupati Bengkulu Selatan?
Redaktur : Tim Redaksi