BACA JUGA: Klaim Keberhasilan, SBY Dinilai Arogan
Kemarin calon presiden dari partai beringin itu memenuhi undangan PKS menghadiri diskusi di Kantor DPP PKS di Jakarta Selatan.Diskusi Ke Mana Arah Koalisi Pasca Pemilu itu tampaknya hanya bungkus dari balik pendekatan koalisi
Bagaikan acara pinangan, kedua pihak bertemu dengan berpantun
BACA JUGA: RDP KLH jadi Ajang Kampanye
''Kalau datang ke Kota Padang, mampir ke Solok untuk membeli berasSebagai tamu, Kalla tak mau kalah
BACA JUGA: PKS Rangkul Golkar Bangun Koalisi
Begitu diberi kesempatan bicara, Kalla lantas berbalas pantun''Bukan ladang sembarang ladangLadang banyak jeramiBukan datang sembarang datangTapi datang mempererat silaturahmi,'' katanya lantas diikuti tepuk tangan hadirin.Ketua umum Partai Golkar itu didampingi pejabat partai berlambang beringinMereka, antara lain, anggota Dewan Pembina Golkar Fahmi Idris, Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso, dan Burhanuddin Napitupulu.
Kalla duduk bersama Tifatul Sembiring dan anggota Dewan Syura PKS yang juga Ketua MPR Hidayat NurwahidTifatul mengatakan, figur Kalla sesuai dengan kondisi dunia saat iniSekarang dunia sedang didera krisis finansial globalNamun, Kalla dengan tim ekonominya mampu menghadapi krisis dengan cerdas.
PKS, kata Tifatul, sebenarnya juga sudah punya kandidat capresYakni, Hidayat NurwahidBahkan, nama tersebut sudah didengungkan sebagai capres dari PKS''Tapi, kalau kita kompromi, bisalah,'' katanya lantas terkekeh.
Mendapat tawaran seperti itu, Kalla mengatakan, koalisi antara PKS dan Golkar sebenarnya sudah lama terbangunDia ingat saat mengajak PKS untuk berkoalisi mendukung pemerintahanKetika itu dia melihat PKS memiliki visi membangun bangsa''Saya katakan kepada mereka, kalau membangun bangsa, kenapa dari luarMembangun bangsa lebih baik dari dalam,'' katanya.
Akhirnya, kata Kalla, hingga kini PKS dan Golkar mampu terus bersinergi membangun bangsa''Meski memang, sebelumnya satu, kita berdebatMemang begitu, tapi kalau sudah keputusan kita satu lagi,'' katanya.
Dia lantas mencontohkan swasembada beras yang sudah terbangunDia mengatakan, swasembada beras terwujud karena ada instruksi presiden, kemudian dilakukan oleh menteri pertanian yang didukung oleh anggota dewan dari Partai Golkar.
''Boleh-boleh saja itu diklaim oleh PKSSaya katakan kepada presiden, semakin banyak yang mengklaim keberhasilan, berarti pemerintah semakin bagusItu justru menunjukkan keberhasilan pemerintah saat ini,'' katanya.
Kalla menuturkan, sejarah politik kepartaian di Indonesia selalu berulangDia mencontohkan sistem kepartaianAwalnya, sistem multipartai berjalanNamun, lambat laun sistem itu berubah menjadi hanya tiga partai''Kemudian, sekarang kembali lagi menjadi multipartaiNah, nanti pun bisa jadi kembali hanya beberapa partai,'' katanya.
Kata Kalla, dengan sistem multipartai seperti sekarang ini, satu partai tak mungkin mendapatkan suara hingga 50 persen''Kalau zaman tiga partai mudah sekaliKalau sekarang susahKoalisi saat ini adalah kemutlakan,'' katanya.
Mau tidak mau, kata dia, partai harus berkoalisi agar memperoleh persentase suara yang signifikanNamun, koalisi yang dijalankan tidak semata koalisiHarus ada kesepakatan prinsip dan tujuan antarpartai yang berkoalisiNah, Kalla menilai, PKS dan Golkar secara fundamental memiliki kesamaan satu sama lain.
''Golkar dan PKS memiliki kesepakatan mengenai kesejahteraanGolkar memahami bahwa kesejahteraan dicapai dengan bekerja dan berkaryaKalau PKS, ya sudah lengkap ituKeadilan dan kesejahteraan sudah ada di situ kanJadi, sama-samalah kita iniSecara fundamental sama,'' katanya lantas diiringi tepuk tangan hadirin.
Kalla menambahkan, sebagai pengusaha yang berada di pemerintahan dia selalu berlaku profesional''Profesional itu kan artinya berurutanDulu, saya menjabat menteri perdagangan, tapi enam bulan kemudian dipecat oleh Gus DurKemudian, jadi Menko Kesra, ya sedikit naik pangkat lahSekarang jadi WapresSaya tidak tahu setelah ini,'' katanya.
Dia juga mulai menafikan mitos mengenai presiden harus berasal dari JawaBeberapa waktu lalu dia sempat berkunjung ke salah satu kiai di JatimDi sana salah seorang kiai marah kepada dirinyaKiai itu tidak terima tuduhan bahwa orang Jawa hanya memilih presiden dari Jawa.
''Kiai mengatakan, kalau orang Jawa berpikir seperti itu, berarti kami ini (suku Jawa, Red) diskriminatif,'' katanya''Saya nurut sajaBiasanya kalau kiai sudah ngomong tidak bisa dibantah,'' imbuhnya.
Isyarat senada diungkapkan Hidayat NurwahidMantan presiden PKS itu mengatakan, polemik yang mengatakan bahwa Partai Golkar dan PKS berbeda secara ideologi sudah bukan zamannya lagiKarena itu, koalisi dengan Golkar bagi PKS sangat mungkin dijalin.
Namun, Tifatul mengatakan, pertemuan tersebut belum finalSebab, masih akan ada lagi pembicaraan berikutnyaApalagi, menurut Tifatul, Golkar belum memutuskan secara definitif siapa capres mereka''Hari ini masih ada dua suara di Golkar,'' katanya.
PKS sendiri, kata Tifatul, menargetkan dukungan di parlemen sebesar 40 persenSebab, itu angka aman bagi stabilitas pemerintahanKarena itu, koalisi dengan partai lain masih terus dijajaki.(aga/tof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mubarok Merasa Tak Pernah Lecehkan Golkar
Redaktur : Tim Redaksi