Klaim Keberhasilan, SBY Dinilai Arogan

Kamis, 26 Februari 2009 – 17:00 WIB
JAKARTA – Pengamat Politik dari Universitas Indonesia (UI), Boni Hargens, menilai Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) arogan karena telah mengklaim keberhasilan pemerintah sebagai hasil kerja SBY sendirian.

"SBY arogan, karena telah mengklaim keberhasilan pemerintah sebagai hasil kerja sendirian, dan tidak memberikan apresiasi terhadap pihak lain,” ujar Boni Hargens di Jakarta, Kamis (26/2).

Lantaran mengklaim keberhasilannya tersebut, lanjutnya, satu-persatu parpol yang semula mendukung SBY pun kabur memisahkan diri, sebagai efek dari keangkuhan dan penerapan politik klaim yang dilakukan Partai Demokrat (PD).

Menurut Boni, sikap arogan Ketua Dewan Penasihat Partai Demokrat itu muncul karena lupa diri, hingga menimbulkan rasa bangga berlebihan setelah melihat hasil survei yang terus menunjukkan kemungkinan peningkatan suara dalam pemilu mendatangSikap lupa diri itu menurutnya, semakin menjadi-jadi ketika hasil survei menyebutkan elektabilitas SBY selalu berada di atas capres yang ada, sehingga kondisi ini menyebabkan SBY lebih mementingkan popularitas partainya.

Sementara itu, pakar politik dari LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), Lili Romli, mengingatkan PD agar tidak menerapkan strategi defensif

BACA JUGA: RDP KLH jadi Ajang Kampanye

Menurutnya, penjajakan koalisi dengan parpol lain tidak harus menunggu hasil pemilu, walau keputusan berkoalisi akan dieksekusi merujuk pada hasil pemilu legislatif.

"PD kok tidak ada kabarnya? Jangan sampai salah langkah sehingga terjadi blunder
Sebaiknya PD berpikir ulang dan segera merevisi strategi politiknya

BACA JUGA: PKS Rangkul Golkar Bangun Koalisi

Bukan hanya sekadar untuk menjaga perolehan suara, tetapi juga untuk mencegah agar jangan sampai SBY dan Demokrat menjadi 'musuh bersama'," usul Lili.

Lebih jauh Lili pun menjelaskan, jika koalisi Golkar-PKS benar-benar terbentuk, maka mau tidak mau keputusan itu secara serius akan mengganggu Demokrat dan SBY, karena PD harus "bersusah-payah" lagi mencari partner politik yang memiliki suara signifikan
Belum lagi soal membangun akselerasi dengan parpol yang belum pernah menjadi mitra Demokrat

BACA JUGA: Mubarok Merasa Tak Pernah Lecehkan Golkar

Setidaknya, menurut Lili, koalisi akan butuh waktu untuk penjajakan dan penyamaan langkah politik.

“Keadaan akan bertambah parah, jika sesuai hasil Pemilu 2009 mendatang perolehan suara PD tidak seperti hasil survei LSIBila suara Demokrat tidak mampu menembus angka 10 persen, kenyataan ini akan menjadi mimpi buruk bagi PD dan SBY,” ungkapnya.

Masih dalam konteks kerugian akibat menerapkan strategi defensif, kesulitan lain yang akan dihadapi PD ialah harus membangun koalisi pasca pemerintahan baru, dengan asumsi SBY akhirnya terpilih“Ini juga butuh dukungan politik yang kuat dari parlemenCukup berbahaya bila Demokrat tidak memiliki kekuatan untuk mengimbangi oposisi,” katanya.

Menurut Lili pula, berdasarkan pengalaman, PD pasti ogah membangun "Koalisi Pelangi" karena tidak mendatangkan keberuntungan yang signifikan akibat terjadinya tarik-ulur kepentingan politik dalam kabinet hingga mengganggu pemerintahan(fas/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rangkul 12 Parpol, Deklarasikan Blok Perubahan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler