jpnn.com - Sepekan jelang Munas IX Partai Golkar di Nusa Dua, Bali, Beringin Sulsel belum menentukan arah dukungan. Kendati demikian, Ketua DPD I Partai Golkar Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, menegaskan jika pemilik suara di Sulsel akan menjadi penentu. Untuk figur calon Ketua DPP Golkar, Syahrul masih membatasi bicara. Menurut dia, semua calon pada posisi yang sama soal potensi keterpilihan.
Syahrul mengaku lebih tertarik berbicara mengenai masa depan partai. Karena itu, ia berharap, Munas nantinya tidak terpenjara pada persoalan figur semata. Lebih dari itu, ia ingin Munas diarahkan pada bagaimana Golkar bisa kembali pada kittah partai tersebut.
“Golkar adalah partai besar yang sudah mengakar pada hati dan jiwa masyarakat. Golkar dibangun dari jiwa dan semangat nasionalisme yang tinggi,” kata Syahrul seperti yang dilansir Fajar Online.
BACA JUGA: Terlibat Kasus Suap, Ketua Fraksi Gerindra Terancam Dipecat
Syahrul ingin Munas menjadi momentum evaluasi bagi partai. Ia pun mengkritik soal kebijakan sentralisasi partai yang semua ditentukan pusat. Kendati itu persoalan kecil.
Menurut dia, seharusnya kebijakan yang dari segi takaran bisa diselesaikan daerah diserahkan ke masing-masing DPD I. Alasannya, Ketua DPD I yang memahami benar kondisi daerah masing-masing.
BACA JUGA: Terjaring OTT Kasus Suap jadi 9 Orang
Lebih dari itu, Syahrul berharap DPP sadar terhadap kondisi dan riak-riak yang terjadi. Figur yang mampu memecahkan riak-riak, lalu mengubahnya menjadi sebuah kekompakan untuk membawa Golkar lebih maju. “Itu yang dibutuhkan,” tegasnya.
Kendati demikian, Syahrul menyadari dalam Munas akan terjadi tarik menarik. Ini berkaitan kepentingan di parlemen. Golkar sebagai partai besar, masih menjadi pemilik kekuatan penggerak di Senayan.
BACA JUGA: Gelar Survei soal Reklamasi, Mayoritas Responden Inginkan Revitalisasi
Mengenai posisi incumbent, Aburizal Bakrie, Syahrul mengatakan, jika tidak mutlak memenangkan Munas IX Golkar. Kendati Aburizal dianggap memiliki kekuatan untuk melakukan tekanan kepada DPD I dan DPD II. Menurut dia, tradisi seperti itu tidak berlaku di Golkar. Ini terbukti dengan banyaknya incumbent Ketua DPP Golkar tumbang pada beberapa kali Munas.
“Kekuatan, khususnya kekuatan finansial bukan menjadi sebuah jaminan. Semua masih fleksibel. Siapa saja memiliki peluang sama,” kata Syahrul. (fajar/online)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Serang Mahasiswa di Musala, Alquran Jadi Berserakan
Redaktur : Tim Redaksi