BACA JUGA: Parpol Kesulitan Cari Lawan Sepadan SBY
Hal itu disampaikan oleh pengamat politik dari UI, Bonny Hargens, dalam diskusi di Gerindra Media Center, Jakarta, Rabu (25/2).“Saya hari ini ada diskusi dengan Wantanas (Dewan Ketahanan Nasional)
BACA JUGA: JK Belum Tentu Capres Golkar
Karenanya angka golput tetap akan tinggi, setidaknya mendekati 40 persen,” ujar Bonny.Menurutnya, penyebab masih tingginya golput pada pemilu legislatif 9 April mendatang juga bukan itu saja
“Banyak hal yang kontras, karena caleg menebar foto maupun spanduk dengan mngenakan aksesoris mewah, sementara warga yang lewat dan melihatnya miskin,” ucapnya.
Banyaknya caleg yang mencapai lebih dari 11 ribu orang itu juga dianggap kurang baik, karena masyarakat akan kebingungan saat melihat surat suara
BACA JUGA: Kabinet Dikhawatirkan Bakal Pecah
Namun yang lebih parah, menurut Bonny, adalah kualitas latar belakang pendidikan sebagian caleg yang bisa disebut belum bermutu.“Di pemilu legislatif itu ada 11 ribu lebih figur caleg, yang mayoritas tidak bermutu secara pendidikanIni akan jadi semacam 'demokrasi kerumunan' yang membuat masyarakat semakin tidak tertarik,” tandasnya.
Sementara untuk angka golput di pemilu Presiden, Bonny memprediksikan akan jauh lebih sedikit dibanding pemilu legislatifPasalnya, mekipun sama-sama memilih figur, namun kandidat presiden jelas lebih mudah dibaca dan diketahui latar belakangnya.
“Pilpres lain konteksnyaLain karena benar-benar figur calonGairah masyarakat di Pilpres akan beda, sehingga bisa berkurang golputnyaBisa di bawah 30 persen, karena figurnya diketahui dan surat suaranya juga tak membingungkan pemilih,” tandasnya(ara)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sistem dan Politisi Buruk, Golput Mewabah
Redaktur : Tim Redaksi